News  

Di PHP Lagi, Prabowo Subianto Capres Hiburan Atau King Maker?

Prabowo Subianto begitu yakinnya akan diusung PDIP sebagai calon presiden di Pilpres 2014 yang lalu. Begitu girangnya PS, panggilan akrabnya bakal mendapat restu dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Apalagi duet MSP-PS di Pilpres 2009 kalah telak dari SBY-Boediono. MSP-PS hanya meraup 26,79 persen. Kalah dari angka golput mencapai 28,30 persen. Sementara SBY-Boediono begitu perkasanya. Menang mutlak 60,8 persen. SBY-Boediono menang satu putaran.

Peluang PS diusung Gerindra dan PDIP di Pilpres 2014 bertambah besar pasca kekalahan MSP-PS. Drama politik menjelang tahun politik 2014 membuyarkan impian PS. Urung diusung PDIP.

Harapan PS pupus menjadi calon presiden yang didukung PDIP dan Gerindra di Pilpres 2014. PDIP mengusung Jokowi di Pilpres 2014. Malah PS dua kali berkompetisi dengan Jokowi di 2014 dan 2019. Dua-duanya PS kalah secara kontroversial.

Ketika gugatan hasil Pilpres 2019 yang menelan banyak korban. Sebanyak 894 petugas pemilu nyawa melayang. Belum ditambah korban jiwa lainnya saat demonstrasi massa pendukung PS di depan gedung Bawaslu 21-23 Mei 2019.

Berhembus kabar. PS bergabung dengan kabinet Jokowi-Ma’ruf dengan deal-deal politik tertentu. Selain masuk kabinet. Berkembang juga rumor soal biaya yang dikeluarkan PS-SSU selama Pilpres 2019 ada yang menggantikannya. Ini yang lebih penting. PS bakal diusung PDIP di Pilpres 2024. MSP kabarnya setuju. Rencananya duet PS-PM.

Berbeda dengan MSP. Jokowi dikabarkan punya sosok lain yang akan disodorkan untuk Pilpres 2024. Terbukti sehari jelang Idul Fitri. MSP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP.

Manuver Jokowi mendukung Ganjar Pranowo dan bukan PS sangat kentara terbaca oleh publik. Entah PS menyadari atau tidak. Terakhir, publik melihatnya melalui wacana pembentukan koalisi besar.

Upaya PS merangkul Jokowi terbilang luar bisa. Sampai-sampai meninggalkan pendukung setianya di 2019. Demi tiket nyapres 2024 dari PDIP dan dukungan Presiden Jokowi.

Puja-puji PS ternyata tak mempan sama sekali. Budi bahasa baik PS berbuah kesedihan yang mendalam. Jokowi tetaplah Jokowi. Ia tidak berdiri sendiri. Ada kekuatan besar dibelakangnya. Jokowi dukung Ganjar Pranowo. PS kecewa. Info yang beredar, oligarki masih memendam rasa takut terhadap PS.

Kekecewaan PS itu bisa dilihat dari raut wajah PS saat sowan Idul Fitri ke rumah Presiden Jokowi di Solo. Kecewa amat mendalam. Sudah jatuh tertimpa tangga. Kekuatan besar itu tidak menghendaki PS menang Pilpres 2024.

Yang bikin miris lagi. PS dihinakan dengan berkembangnya rumor, PS bakal jadi cawapresnya Ganjar Pranowo. Harga diri jenderal yang katanya ahli strategi itu tak sebanding dengan pengorbanannya hampir lima tahun ini. Loyalitasnya belum teruji dimata kekuatan besar tersebut.

Jokowi tak hanya basa-basi politik terhadap PS. Sekadar memanfaatkan momentum. “Memelihara” pergerakan PS. Saat menghadiri ulang tahun Perindo, 7 November 2022 tahun lalu misalnya. Jokowi berucap Presiden 2024 jatahnya PS. Mungkin Jokowi sedang menghibur pesaingnya di 2014 dan 2019. Jatah presiden “hiburan”.

Sekarang PS tinggal sendirian bersama Gerindra. Sedihnya amat mendalam. Sudah di PHP. Pendukungnya pun meninggalkannya. Termasuk SSU. Beredar kabar, SSU “loncat” ke PPP untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

PS maju kena mundur kena. Pilihannya hanya menjadi calon presiden “hiburan” atau menjadi king maker di Pilpres 2024.

Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 4 Syawal 1444/25 April 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis