News  

Skenario Capres 2024: All Oligarki’s Men

Upaya penjegalan Anies Baswedan sebagai capres yang bakal berlaga di Pilpres 2024 itu nyata. Fakta. Bukan playing victim. Playing victim adalah menempatkan diri sebagai korban dalam suatu konflik. Penjegalan semakin hari semakin nyata.

Misalnya, Anies Baswedan ditarget oleh KPK melalui kriminalisasi balap mobil listrik Formula E. Sempat menimbulkan gejolak di internal KPK. Bahkan KPK dan Polri ikut bergejolak. Deputi dan direktur KPK dipecat oleh Komisioner KPK setelah menolak mentersangkakan Anies Baswedan.

Selain KPK. Kasus bikin heboh lainnya adalah upaya penjegalan Anies Baswedan sebagai capres melalui pengajuan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung oleh Kepala Staf Presiden, Moeldoko terhadap Partai Demokrat. Moeldoko sendiri ternyata anggota Partai Hanura.

Sebelumnya, sudah 16 kali pengadilan memenangkan Partai Demokrat atas gugatan hukum Kepala Staf Presiden, Moeldoko dan kawan-kawan. Skor 16-0. AHY 16, Moeldoko 0.

Bahkan, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) menolak permohonan Moeldoko dalam kasus pembegalan Partai Demokrat.

Diantara tiga nama yang disebut akan berkontestasi di Pilpres 2024 hanya Anies Baswedan yang menjadi sasaran tembak untuk dihentikan langkahnya berlaga di Pilpres 2024. Padahal, Anies Baswedan tak pernah memusuhi Presiden Jokowi maupun oligarki.

Hal serupa tidak terjadi di calon presiden lainnya. Bahkan secara terang-terangan, Presiden Jokowi mendukung Ganjar Pranowo untuk merebut tiket presiden ke-8.

Walaupun Prabowo Subianto sempat mendapat “angin surga” dari Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri. Setidaknya tidak ada upaya penjegalan Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2024.

Ada tiga skenario pasca pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP untuk Pilpres 2024:

Skenario pertama, Pilpres 2024 diskenariokan head to head antara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Walaupun agak sulit karena Prabowo Subianto juga akan maju untuk keempat kalinya di Pilpres 2024 sebagai calon presiden.

Skenario ini berjalan bila Anies Baswedan makin tak terbendung di Pilpres 2024. Hasil survei dan polling menunjukkan Anies Baswedan selalu menjuarai hasil survei dan polling. Hal ini diperkuat dengan safari Anies Baswedan ke berbagai daerah selalu disesaki oleh massa pendukungnya. Ini tidak terjadi di calon presiden lainnya.

Skenario kedua, Pilpres 2024 diikuti 3 (tiga) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Calon presiden seperti sudah populer di publik. Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Ketiga-tiganya sudah deklarasi. Prabowo Subianto oleh Partai Gerindra. Ganjar Pranowo oleh PDIP. Anies Baswedan oleh Partai NasDem, PKS dan Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Skenarionya Ganjar Pranowo akan disandingkan dengan Sandiaga Uno dan Erick Thohir untuk memecah suara pendukung Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Sandiaga Uno melalui PPP. Sedangkan Erick Thohir melalui PAN dan PPP untuk mendapatkan tiket calon wakil presiden Ganjar Pranowo.

Sandiaga Uno dan Erick Thohir digadang-gadang akan merebut suara ormas terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU). Apalagi wakil presiden sejak era reformasi diduduki dari kalangan Nahdliyin.

Skenario ketiga, All Oligarki’s Men. Menjegal Anies Baswedan melalui KPK dan gugatan PK Moeldoko di Mahkamah Agung. Istilah Romahurmuziy, politisi PPP, “mencopet” Partai Demokrat dari AHY oleh Moeldoko.

Praktis Koalisi Perubahan untuk Persatuan minus Partai Demokrat tersisa hanya 2 partai, yaitu Partai NasDem dan PKS. Koalisi NasDem dan PKS otomatis tidak mencapai kuota presidential threshold 20 persen.

Pasca putusan PK Moeldoko dimenangkan. Secepat kilat menurut rumor, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly menerbitkan SK untuk Moeldoko. Partai Demokrat berhasil “dicopet” dan akan bersengketa di Pengadilan.

Bila Anies Baswedan berhasil dihadang melalui KPK dan PK MA oleh Moeldoko, Pilpres 2024 menurut berbagai pengamat politik akan diikuti oleh all Oligarki’s men atau mereka yang didukung oleh Presiden Joko Widodo, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Ancamannya serius. Pentersangkaan Anies Baswedan oleh KPK atau “Pencopetan” Partai Demokrat oleh Moeldoko yang diduga kuat didukung PDIP, Presiden Jokowi dan oligarki berpotensi menimbulkan gejolak politik. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi people power.

Karena besarnya risiko politik dari pembegalan Partai Demokrat dan penjegalan terhadap Anies Baswedan oleh KPK, kemungkinan skenario yang akan dijalankan oleh pihak istana dan oligarki membiarkan Anies Baswedan maju di Pilpres 2024. Apakah head to head atau tiga pasangan calon presiden? Kita lihat saja nanti.

Wallahua’lam bish-shawab.
Bandung, 5 Syawal 1444/26 April 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis