Pemain Timnas Sulit Gabung Oxford United, Ini 3 Alasannya

Baru-baru ini, Erick Thohir dan Anindya Bakrie yang diketahui mengakuisisi klub Kasta Ketiga Liga Inggris, Oxford United, memasang target agar klubnya bisa lolos ke Divisi Championship dalam dua tahun. Demi bisa memenuhi ambisi tersebut, artinya Oxford United harus promosi dalam dua musim beruntun.

Target yang disebut merupakan jangka pendek tersebut diputuskan pada Sabtu (27/4/2019) lalu, oleh para petinggi klub termasuk Anindya, Erick Thohir dan satu lagi pemilik asal Thailand, Sumrith Thanakarnjanasuth. Anin kemudian menyampaikan pihaknya ingin bisa membawa Oxford United promosi ke kasta kedua Liga Inggris.

“Ini menunjukkan Oxford United punya potensi untuk dikembangkan, dan kami bertekad akan mengantar Oxford melangkah ke Divisi Championship,” ungkap Anindya Bakrie seperti yang dirilis oleh klub.

“Ini menunjukkan Oxford United punya potensi untuk dikembangkan, dan kami bertekad akan mengantar Oxford melangkah ke Divisi Championship,” ungkap Anindya Bakrie seperti yang dirilis oleh klub.

Kini, diketahui Oxford masih bermain di kompetisi kasta ketiga, League One. Tim asuhan Karl Robinson tersebut kini menempati peringkat 11 dari 24 peserta di klasemen sementara. Total 60 poin dikemas setelah sembilan laga terakhir tak merasakan kekalahan, enam di antaranya dengan hasil maksimal.

Walau begitu, Anin juga menyebut target yang akan dikejar Oxford tersebut tidaklah mudah. Namun, menurut anak dari Aburizal Bakrie tersebut yang terpenting Oxford punya visi yang sama demi mewujudkan target.

”Klub ini punya potensi untuk ditingkatkan, bahkan sampai bermain di Premier League (kompetisi kasta tertinggi) seperti Leicester City,” ucapnya.

Tekad tersebut pun disambut positif dengan dari warga Oxford. Pasalnya, pendukung klub berjuluk ‘The U’s’ tersebut menginginkan timnya bisa bermain di Liga Champions. Karena itu, jelas bermain di kasta tertinggi jadi capaian yang bakal diusahakan dalam jangka panjang.

Target Oxford United tersebut dinilai bisa tercapai. Pasalnya, Anin, Erick Thohir, dan Sumrith sudah sama-sama punya banyak jam terbang mengurus klub sepak bola. Pengusaha Thailand tersebut sempat jadi pengurus Leicester City, Manchester City, dan Reading.

Sementara itu, pengalaman Erick dan Anin tak kalah, setelah sempat menangani Inter Milan, DC United, Brisbane Roar, dan CS Vise. Kompetisi lokal pun terjamah oleh keduanya, ada Persib Bandung dan Arema FC. Menurut Anin, walau secara brand Oxford sudah kuat, tugas stakeholders ke depannya adalah “kerja keras untuk membuat Oxford lebih maju.”

Walau kini Oxford United jadi milik Erick Thohir dan Anindya Bakrie, tak akan mudah buat pemain Timnas Indonesia untuk bermain di sana. Berikut tiga sebab yang membuatnya jadi sulit dilansir dari Visa Logic.

1. Ranking Indonesia di FIFA

Salah satu syarat untuk bermain di Liga Inggris, khususnya bagi pemain non-Eropa seperti pemain Timnas Indonesia adalah dengan menempati minimal peringkat 50 di ranking FIFA. Syarat tersebut jadi salah satu ketentuan yang wajib terpenuhi.

Hal tersebut dinilai bakal sangat sulit dan jelas memakan waktu lama. Pasalnya, kini Indonesia masih berada di peringkat ke-159. Butuh prestasi yang mencolok demi bisa naik ke peringkat minimum untuk berlaga di pentas Liga inggris.

2. Bermain rutin di timnas senior selama dua tahun

Setelah memenuhi kriteria pertama, pemain masih diwajibkan rutin bermain untuk timnas senior. Syarat pun berbeda tiap peringkat negara asal si pemain. Peringkat 1-10 dunia harus sudah main minimal 30 persen bersama timnas senior selama dua tahun, peringkat 11-20 sebanyak 45 persen, 21-30 sebesar 60 persen, dan 31-50 sebesar 75 persen.

Artinya, bila Timnas Indonesia bisa menembus peringkat 50 FIFA dan bermain sepuluh kali dalam dua tahun, pemain yang bisa bergabung di Liga Inggris adalah yang tampil di tujuh sampai delapan laga.

Penampilan bersama timnas level usia tak masuk hitungan. Jadi, bila dalam dua tahun tak pernah absen bermain 20 kali bersama Timnas U-21, hitungan yang terpenuhi tetap saja nol persen.

3. Tak bisa berkewarganegaraan ganda

Kiper Filipina, Neil Etheridge kini bermain membela Cardiff City yang berkompetisi di Liga Inggris walau negaranya berada di peringkat 124. Hal tersebut lantaran pemain Filipina bisa memiliki dua kewarganegaraan.

Beda dengan Indonesia, pemain tak bisa mengambil kewarganegaraan lain walau sudah bermain tiga tahun semisalnya di Eropa. Kewarganegaraan ganda hanya terbatas hingga seseorang berusia 18 tahun, seperti yang terdapat pada UU No. 12 tahun 2006 pasal 4. Karena itu, akan sulit pemain Timnas Indonesia bermain di Liga Inggris. [kumparan]