Sindir Budiman Sudjatmiko, PDIP: Kader Datangi Capres Lain Sama Juga Melawan Partai

Ketua Bidang Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun, menegaskan bahwa partainya mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres). Jika ada kader yang mendatangi bakal capres lain, berarti kader tersebut melanggar keputusan partai.

PDIP akan memanggil Budiman Sudjatmiko. Pemanggilan tersebut untuk mengklarifikasi pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. “Ketika kader mendatangi calon lain itu, namanya melakukan perlawanan terhadap keputusan partai dan itu harus diminta pertanggungjawabannya,” ujar Komarudin saat dihubungi, Rabu (19/7/2023).

Terkait segala keputusan partai, ia meminta seluruh kader PDIP untuk mematuhinya. Termasuk dalam hal berorganisasi yang seharusnya sangat dimengerti oleh Budiman.

“Saya kira semua orang dari sabang sampai Merauke, bahkan dunia tahu bahwa calon PDI perjuangan itu Ganjar Pranowo,” ujar Komarudin.

Dewan Pengurus Partai (DPP) PDIP berencana memanggil Budiman pada awal Agustus mendatang. Mengingat dirinya yang merupakan anggota Komisi II DPR tengah menjalani masa reses.

“Orang sekelas Budiman Sudjatmiko kan orang harus mengerti organisasi toh. Jadi ketika dia beranggotakan partai dan bicara masalah politik, kebijakan politik, terutama soal presiden, itu kan bicara soal urusan partai,” ujar Komarudin.

Politikus PDIP sekaligus eks aktivis 1998, Budiman Sudjatmiko menyebut Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai orang baik. Dia berharap perjuangan politik mantan komandan jenderal Komando Pasukan Khusus (danjen Kopassus) itu tidak lagi dibebani oleh peristiwa lampau.

Hal itu disampaikan Budiman usai bertemu secara tertutup dengan Prabowo di kediaman menteri pertahanan (menhan) itu di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam WIB. Budiman mengatakan, dalam pertemuan sekitar dua jam itu, ia dan Prabowo salah satunya membahas perbedaan posisi saat menjelang reformasi 1998.

Budiman mengakui, pada masa itu dirinya sebagai aktivis dan Prabowo sebagai tentara berada pada situasi saling berhadap-hadapan. Dia dan Prabowo sama-sama mempertaruhkan nyawa, kehormatan, dan cita-cita ketika itu.

“Saya mantan aktivis, Pak Prabowo mantan tentara elite. Kita pernah berhadapan,” kata Budiman saat konferensi pers bersama Prabowo.(Sumber)