Partai-partai lain justru semakin melejit, atau minimal mempertahan posisi perolehan kursi dalam Pileg sebelumnya. Nasdem misalnya yang naik dua digit, atau mampu menaikkan posisi yang semula di urutan 7 menjadi 5 besar.
Berbeda saat melihat hasil rekapitulasi suara nasional yang diperoleh partai Golkar setelah di tetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (21/5/2019) dini hari kemarin.
Partai Golkar justru mengalami penurunan perolehan suara nasional cukup signifikan dibandingkan persentase perolehan suara di Tahun 2014. Hal ini disampaikan kader muda Golkar, Donny Manurung kepada Radar Aktual. “Kondisi ini terjadi hampir di seluruh Dapil se-Indonesia.” ungkapnya
Menurut Donny, ini mencerminkan partai Golkar sebagai partai besar, di bawah komando Airlangga telah turun kelas. Politisi sekaligus pemerhati partai Golkar ini mengatakan hasil yang dicapai Golkar saat ini, bukti Airlangga Hartanto telah gagal berperan maksimal menjalankan fungsinya sebagai ketua umum.
“Apa bagusnya coba, malah menurut saya, tak dapat di sangkal pak Airlangga ini gagal. Telah buat kalender politik Golkar rugi, tidak melesat,” ujarnya di Jakarta, (21/5/2019).
Donny mengatakan Airlangga ‘payah’ menahkodai partai, dengan hasil perolehan suara Golkar yang tidak merata ini menurutnya sebagai alarm tatkala harus segera dievaluasi.
“Ini saya bukan memancing-mancing, tapi bicara performa politiknya pak Airlangga. Yang menurut saya tak hanya gagal pimpin Golkar, tapi juga payah,” pungkasnya.