News  

Wamen BUMN Rosan Roeslani Pede Kereta Cepat ‘Whoosh’ Balik Modal Kurang Dari 139 Tahun

Wakil Menteri (Wamen) BUMN Rosan Roeslani menanggapi hitung-hitungan Ekonom senior INDEF Faisal Basri soal balik modal kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh bisa mencapai 139 tahun.

Rosan menuturkan, kereta cepat merupakan moda transportasi baru di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pemerintah ingin terus mengembangkannya hingga ke kota-kota lainnya seperti Surabaya sehingga butuh proses pembelajaran.

“Rencananya ini juga ada transfer teknologi, jadi kita musti lihat ini secara keseluruhan. Jangan kita lihat ini dari segi harga tiket saja,” ujarnya saat ditemui di Stasiun Halim, Selasa (17/10).

Rosan menyebutkan, operasional kereta cepat juga harus dilihat dari sisi transfer teknologi, dampak ke usaha kecil dan menengah (UMKM), dampak ke perputaran ekonomi, sosial dan budaya.

“Jadi, kalau dihitung semua dampak dari adanya kereta cepat ini, itu akan sangat signifikan dan bisa menjustifikasi adanya kereta cepat ini,” tambahnya.

Meski begitu Rosan masih enggan membeberkan perhitungan balik modal kereta cepat versi pemerintah, lebih tepatnya dari sisi Kementerian BUMN. Hanya saja, dia menegaskan pendapatan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tidak hanya dari penjualan tiket, alias ada pendapatan non farebox.

“Itu kan hanya hitungan dari tiket 139 tahun, di situ (stasiun) ada tenant, ada sponsor, ada naming rights, jadi kalau dilihat hanya dari tiket, ya mungkin beda hitung-hitungan,” tegasnya.

“Tapi ini ada banyak, ada vendornya, banyak pihak yang terkait. Jangan kita melihatnya dari satu kaca mata saja, tapi dari hal yang lebih besar,” pungkas Rosan.

Sebelumnya, melalui diskusi publik Beban Utang Kereta Cepat di APBN di Universitas Paramadina hari ini, Selasa (17/10), Faisal membeberkan beberapa kemungkinan balik modal kereta cepat berdasarkan harga tiket, okupansi atau keterisian, asumsi kurs, jumlah perjalanan, dan nilai investasi proyek.

Faisal mengatakan, jika tingkat keterisian penumpang hanya 50 persen dengan nilai investasi tetap Rp 114 triliun, maka dibutuhkan waktu balik modal hingga 139 tahun.(Sumber)