News  

Cerita Warga Bantul Soal Sosok Penjual Keripik Pisang Narkoba Seharga Jutaan Rupiah

Bareskrim Polri berhasil mengungkap rumah produksi narkoba cairan happy water dan keripik pisang narkoba di berbagai daerah.

Salah satunya adalah rumah produksi happy water narkoba di Pedukuhan Pelem Kidul, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.

Agus Yatin Mulyono, Ketua RT 06 Pelem Kidul, mengatakan pelaku mengontrak di rumah tersebut baru sekitar 1 bulan. Kepada warga pelaku mengaku pengangguran.

“(Baru) sebulan ngontrak terus nanti kalau betah lanjut gitu. Ngaku dari Jakarta, belum bekerja. Satu orang yang ngontrak yang (tersangka) R,” kata Agus, Jumat (3/11).

Katanya, tak ada aktivitas yang mencurigakan dari R ini. Namun, kemarin warga dikejutkan ketika rumah kontrakan ini digeledah polisi.

“Dia tinggal sendiri. Ngumpul KTP dan KK juga. Selama ini Nggak pernah ikut kegiatan warga,” katanya.
Keripik pisang narkoba dan happy water itu dijual pelaku mulai dari harga Rp 1,5-Rp 6 juta.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada juga membenarkan aktivitas pelaku ini tak diketahui oleh warga.
“Warga yang memang dalam proses produksi ini mereka juga tidak tahu tempat yang digunakan ini untuk proses pembuatan narkoba ini. Tetapi dalam proses penggerebekan masyarakat sangat membantu ini bentuk kontribusi masyarakat dalam pemberantasan narkoba,” katanya.

Narkoba jenis baru ini terungkap setelah polisi melakukan patroli siber. Penyelidikan dilakukan oleh polisi selama 1 bulan. Pada 2 November polisi melakukan undercover buy dan mengungkap tempat pemasaran narkoba ini di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Ditemukan barang bukti 426 bungkus keripik pisang narkoba berbagai ukuran, 2.022 botol happy water narkoba, serta 10 kilogram bahan baku narkoba dari 3 rumah produksi di Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah; Potorono, Banguntapan, Bantul, DIY; dan Baturetno, Banguntapan, Bantul.(Sumber)