Tekno  

Istri Pendiri Chloe Tong Dukung Israel, Grab Banjir Kecaman

Sosok pendiri Grab dan istrinya menjadi sorotan lantaran diduga menyatakan dukungan untuk Israel pada pertikaian yang belum lama ini kembali pecah di jalur Gaza. Tidak sedikit kemudian yang merespon hal ini dengan nada negatif, dan mencari tahu siapa saja pemegang saham Grab saat ini.

Sebelumnya, Chloe Tong, yang merupakan istri dari pendiri Grab, Anthony Tan, mengunggah dukungan untuk Israel. Tidak sedikit netizen yang kemudian merespon hal ini dengan negatif dan kecaman, karena kebanyakan netizen saat ini berpihak pada Palestina.

Para Pemegang Saham Grab

Saham dari Grab tersebar pada 416 kelompok atau lembaga. Sebanyak 27,55% saham dimiliki oleh orang-orang di dalam perusahaan Grab, sedangkan 51,71% lainnya dimiliki oleh kelompok atau lembaga seperti yang disebutkan di atas.

Saham Grab sendiri masuk kelas B.

Pada sisi internal, setidaknya ada tiga nama besar yang memegang saham di sana. Pertama adalah Anthony Tan Ping Yeow, kemudian Tan Hooi Ling, dan Ming-Hokng Maa. Masing-masing nama tersebut memegang saham secara berurutan 142,372,630 lembar, 29,723,020 lembar, dan 20,179,835 lembar saham.

 

Sisanya sebanyak 142,372,620 lembar saham dipegang oleh jajaran eksekutif dan grup direktur dari Grab itu sendiri.

Setelah unggahan yang dilakukan oleh istri dari Anthony Tan itu, belum ada laporan pergerakan nilai saham dari Grab. Namun demikian kecaman datang dari berbagai pihak, dan tidak sedikit yang juga memberikan ancaman atau opini untuk memboikot layanan dan produk Grab.

Unggahan Chloe Tong

Dalam konten yang diunggahnya di Instagram, Chloe menulis bahwa dirinya merasakan patah hati mendalam terkait apa yang terjadi di Israel. Ia mengaku sangat mencintai Israel dan menjadi negara tempat berlibur yang difavoritkan keluarganya.

Chloe juga berdoa untuk Israel, meski hingga saat konten itu diunggah ia masih bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi di sana. Ia mengaku kecintaannya akan negara Israel selama ini hanya dipendam sendiri, namun setelah melihat berbagai konten dan video yang tersebar ia tergerak untuk menyatakan dukungan dengan kontennya tersebut.

Ancaman pemblokiran kemudian datang dari netizen Indonesia dan Malaysia pada layanan yang disediakan Grab. Netizen Indonesia bahkan tidak sedikit yang terang-terangan menyatakan lebih baik menggunakan Gojek, karena dinilai sebagai produk dalam negeri dan tidak menyatakan dukungan pada Israel.(Sumber)