News  

Duh! Air Waduk Pluit Menyusut dan Bau

Permukaan air di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, menyusut. Endapan lumpur yang membentuk pulau-pulau kecil di tengah-tengah waduk terlihat jelas.

Di atas pulau-pulau kecil tampak tumpukan-tumpukan sampah yang mengeluarkan bau tak sedap. Tinggi muka air di waduk itu jauh di bawah garis pembatas waduk.

Menurut Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI, Yusmada Faizal, lokasi Waduk Pluit yang mengalami pendangkalan di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara. Ia menerangkan kondisi cuaca di DKI Jakarta beberapa hari belakangan yang diguyur hujan gerimis dan cuaca mendung, membuat Waduk Pluit harus segera dikosongkan sampai dengan air dalam kondisi Low Water Level. Dengan begitu sarana pengendali banjir ini dalam kondisi siap untuk menampung air ketika hujan datang maupun kiriman aliran sungai dari hulu.

“Proses pengerukan inilah yang akhirnya memperlihatkan endapan lumpur di sebagian wilayah Waduk Pluit. Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya (dibandingkan sedimen),” ujar Yusmada, Senin (10/6).

LAPISAN SEDIMEN

Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI, Ika Agustin Ningrum menambahkan pengosongan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur. “Lapisan sedimen yang terlihat) itu hal yang wajar karena kita lagi tidak hujan. Ini cuacanya mendung, dan sewaktu-waktu bisa hujan. SOP-nya, kita harus memaksimalkan waduk dalam kondisi kering. Kenapa? Kalau tiba-tiba terjadi hujan, (Waduk Pluit) bisa menampungnya. Secara SOP, kami kosongkan. Karena kami dalam pengosongan, waduknya di-maintenance sambil dikeruk supaya pada saat hujan deres datang, waduk siap nampung,” jelas Ika.

Selain melakukan pengerukan, Dinas SDA DKI Jakarta telah melakukan proses pengepokan terhadap lapisan sedimen yang dilaksanakan sejak akhir April lalu. Pengerjaan ditargetkan dapat rampung dalam empat bulan ke depan.

Adapun Dinas SDA DKI Jakarta juga telah mengerahkan enam unit eskavator amfibi dan rencananya akan ditambah jumlahnya menjadi 13 unit untuk memaksimalkan pengepokan sedimen di kawasan Waduk Pluit. Metode pengepokan dilakukan dengan cara mengeruk secara estafet menuju pinggir waduk untuk selanjutnya diangkat maupun dibentuk menjadi tanggul. Namun, proses pemeliharaan Waduk Pluit melalui pengepokan sempat mengalami kendala karena masa libur lebaran dan musim kemarau. Dengan wilayah waduk yang cukup luas, alat-alat yang digunakan untuk mengangkut hasil pengerukan tidak bisa langsung dibawa ke pinggir waduk.

Waduk Pluit merupakan waduk pengendali banjir utama untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta, seluas 80 hektar, dengan dam catchment area 2.400 hektar.

Ketika Jokowi jadi Gubernur DKI, proyek Waduk Pluit salah satu andalannya untuk mengendalikan banjir di Jakarta. Jokowi ketika itu berani menggusur belasan ribu warga yang menguasai waduk tersebut dengan melebarkannya serta mengeruknya. [poskotanews]