News  

Belasan Jemaah Masjid di Kediri Luka-luka Usai Ricuh Saling Pukul Rebutan Jadi Imam Shalat Maghrib

Kericuhan terjadi di Masjid Al Muttaqun, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/12) kemarin. Penyebabnya dipicu berebut menjadi imam salat maghrib berjamaah.

Pertikaian ini bermula ketika ahli waris tanah wakaf masjid dan kelompoknya memaksa menjadi imam salat magrib. Sementara, takmir masjid dan warga telah menyusun dan menyepakati imam pada salat tersebut.

“Kejadian kemarin bahwa yang terjadi itu sebetulnya terjadi karena ada pihak-pihak yang tidak terima untuk mengganti imam salat maghrib, pada awalnya seperti itu,” kata Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun, Saifuddin, Minggu (16/12).

Saifuddin mengatakan masjid ini memang belum keputusan resmi dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Kediri terkait pengelolaan masjid, sehingga menimbulkan konflik.

“Karena masjid ini masih dalam konflik dan itupun dari pihak kita masih menunggu hasil keputusan dari BWI (Badan Wakaf Indonesia),” terangnya.

“Kita legowo nanti siapa pun dan apa pun yang diputuskan BWI itu seperti apa, kita akan menerima. Namun dari pihak sebelah itu seolah-olah justru ingin menguasai sebelum ada putusan. Makanya terjadi peristiwa seperti kemarin-kemarin yang sudah dijelaskan,” lanjutnya.

Menurut dia, ada 3 orang yang mengalami luka-luka akibat insiden tersebut. Sebelum kericuhan ini, Saifuddin, sempat ada pertemuan antara pihak yang berkonflik. Namun, tidak ada titik terangan penyelesaiannya.

“Sebetulnya selama ini selalu diupayakan perdamaian, akan tetapi selalu ada kebuntuan. Kenapa? Karena yang kita inginkan dari masyarakat itu ya kita sama-sama lah. Tapi kalau perdamaian itu bentuknya seolah-olah yang menguasai seluruhnya dari pihak sana, kita tidak terima,” ungkapnya.

“Karena masjid ini masjidnya orang banyak. Yang wakaf juga lebih dari satu. Dan yang membangun 100 persen itu warga masyarakat,” tandasnya.

Salah satu jemaah masjid yang juga menjadi korban kericuhan, Mashuri (40), mengatakan telah melaporkan kasus ini ke Polres Kediri Kota

“Awalnya saya sebelum salat (Maghrib) saya sudah melihat banyak orang di dalam masjid tapi bukan warga Kelurahan Manisrenggo. Waktu saya salat sunnah itu sudah ada keramaian di imaman dan pemukulan di tengah masjid,” ujar Mashuri.

Dia sempat melerai keributan ini. Tapi, malah menjadi korban pemukulan kubu jemaah lainnya.
“Saya melerai, saya bawa keluar satu orang ternyata di luar masjid, di serambi banyak teman-temannya dan saya dicekik dan saya sudah tidak sadar. Akhirnya saya melapor di kantor kepolisian,” jelasnya.(Sumber)