Sosok Agrippina Prima, Eks Duet Marcus di Pelatnas Kini Jadi Raja Tarkam Bulutangkis

KISAH Agrippina Prima, mantan tandem Marcus Gideon yang pensiun karena kasus match fixing akan dibahas Okezone di artikel ini. Cerita mengenai Agrippina memang menarik untuk diketahui karena setelah pensiun sebagai pebulutangkis profesional, ia kini justru menjelma menjadi raja tarkam alias antar kampung di dunia bulu tangkis Tanah Air.

Pria bernama lengkap Agrippina Prima Rahmanto Putera saat ini terkenal karena permainan penuh skill dan trik dalam berbagai turnamen tarkam di Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu ternyata Agrippina pernah tergabung di Pelatnas PBSI dan bahkan berpasangan dengan Marcus.

Tentu banyak yang lebih mengenal Marcus adalah pasangan dari Kevin Sanjaya Sukamuljo. Tak heran karena bersama Kevin, Marcus pernah menjadi ganda putra peringkat satu dunia.

Kendati demikian, jauh sebelum bersama Kevin, Marcus nyatanya pernah bermain bersama Agrippina. Pasangan tersebut pun langsung menarik perhatian, terutama usai menjuarai Singapore International 2012.

Agrippina juga pernah dipasangkan dengan berbagai atlet seperti halnya Frank Kurniawan, Ricky Karanda Suwardi, hingga Apriyani Rahayu di sektor ganda campuran. Semua itu membuktikan betapa fleksibelnya Agrippina karena mampu bermain dengan baik meski tampil dengan rekan berbeda.

Hanya saja, kisah manis Agrippina itu berakhir buruk karena ia terlibat masalah pengaturan skor atau match fixing. Gara-gara kasus itu, Agrippina terkena hukuman dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Tepatnya pada 2021 lalu, BWF mengumumkan ada delapan atlet bulu tangkis Tanah Air yang terbukti melakukan match fixing dan salah satunya ada nama Agrippina. Selain Agrippina, pebulutangkis Indonesia yang divonis melakukan match fixing itu adalah Fadilla Afni, Mia Mawarti, Aditiya Diwantoro, Androw Yunanto, Putri Sekartaji, Ivandi Danang, dan Hendra Tandjaya.

Khusus masalah Agrippina, ia divonis terlibat pengaturan skor selama periode substansial hingga 2019 ketika bertanding di ajang internasional level bawah. Agrippina lantas dihukum enam tahun skorsing hingga denda Rp98 juta oleh BWF.

Agrippina dan tujuh atlet lainnya disebut mengatur dan memanipulasi pertandingan hingga perjudian saat bermain bulu tangkis di turnamen internasional. Karena masalah itulah Agrippina memutuskan pensiun dini dari dunia bulutangkis internasional.

Dirangkum dari berbagai sumber, Agrippina membantah ikut terlibat match fixing. Ia mengaku sempat dihubungi Hendra Tandjaya untuk mengalah dan akan diberikan uang Rp13 juta dalam sebuah pertandingan.

Agrippina pun menolak tawaran tersebut, namun ketika Hendra ditangkap karena kasus match fixing, nama Agrippina terbawa karena jejak history chat mereka. Hal itulah yang membuat Agrippina ikut dituduh match fixing.

Agrippina sendiri mengaku bersalah karena tak melaporkan Hendra ke BWF. Kini, ia pun sudah nyaman bermain di kompetisi antar kampung dan bahkan ia disebut raja tarkam karena saking jagonya saat bermain melawan atlet amatir.(Sumber)