Suara Partai Golkar di Pemilu Legislatif 2024 melesat. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU sementara, Golkar menempati posisi kedua di belakang PDIP dengan raihan suara terbanyak.
Golkar mengeklaim mendapat peningkatan 20 persen kursi di DPR RI. Setidaknya memenangkan 102 kursi di Senayan dalam pemilu kali ini, di mana tahun 2019 hanya 85 kursi.
Hasil pemilu ini tidak terlepas dari strategi politik Golkar pada saat kampanye. Partai berlambang Beringin itu kerap mengkampanyekan keberlanjutan pemerintahan Presiden Jokowi.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengakui partainya ‘memanfaatkan’ approval rating Jokowi untuk mendulang suara masyarakat.
“Ya tentu kita harus akui, Pak Jokowi kan approval ratingnya di atas 80 persen, sehingga masyarakat akan mendukung partai yang dekat dengan Pak Jokowi. Justru di situ Partai Golkar membuat kegiatan yang dekat dengan Pak Jokowi, dan itu rupanya diapresiasi oleh publik,” kata Airlangga dalam Program A1 kumparan berjudul ‘Airlangga Jawab Isu Koalisi Prabowo Terbelah, hingga Jokowi Incar Ketum Golkar’, yang tayang Jumat (15/3).
Apakah Golkar mendapatkan coattail effect atau efek ekor jas Presiden Jokowi di Pemilu 2024 ini?
“Balik lagi, Partai Golkar mendorong keberlanjutan dengan calon presidennya Pak Prabowo dan Mas Gibran, dan ternyata keberlanjutan itu di-endorse masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia lebih memilih keberlanjutan dan itu jelas dalam pemilu kemarin,” kata Airlangga.
“Partai yang mengendorse keberlanjutan di dalam koalisi Pak Prabowo salah satunya Partai Golkar,” sambungnya.
Saat ditanya apakah Golkar kini merupakan rumah baru ‘Jokowers’, Airlangga menjawab “Golkar rumah baru bagi mereka yang ingin keberlanjutan, kesinambungan, dan program yang terus membawa Indonesia menjadi Indonesia maju dan sejahtera,” ungkapnya.
Strategi Politik Partai Golkar
Terlepas dari coattail effect Jokowi, Golkar juga memainkan strategi yang matang dalam pemilu 2024. Airlangga menyebut persiapannya bahkan lebih dari dua tahun.
Banyak program yang dilakukan, seperti perekrutan caleg, pelatihan caleg, hingga menerjunkan sosok-sosok calon kepala daerah di pemilu legislatif. Hasilnya, Golkar dapat suara signifikan dari publik.
“Kita terjunkan di luar daripada caleg DPR, DPR provinsi, kabupaten/kota, dan nasional, kita terjunkan 1.040 calon kepala daerah, jadi calon kepala daerah pun kita bisa evaluasi sesudah pileg ini bagaimana mereka performanya periode kampanye kemarin,” kata Airlangga.
Angka peningkatan suara Partai Golkar pun, lanjut Airlangga, sudah diprediksi. Bukan suatu yang mengejutkan.
“Kita rapat dua hari sebelumnya, dua hari sebelum pencoblosan, dan kursinya kira-kira dalam margin of error, karena kita terjunkan berbagai survei di berbagai dapil, dan kita sudah lihat calon anggota DPR dari partai lain. Jadi kita sudah lakukan simulasi sebetulnya untuk pileg ini,” pungkasnya.
(Sumber)