Herzaky Mahendra Soal Pertemuan Jokowi dan Megawati: Tak Usah Dipaksa, Apalagi Dihalangi

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, angkat bicara mengenai kemungkinan pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Ia mengatakan, Jokowi dan Megawati adalah tokoh bangsa. Masyarakat Indonesia harus mengapresiasi dan menghormati yang telah dilakukan keduanya bagi negara.
“Ya pertama, mesti diingat Bu Mega itu presiden kelima RI yang pernah memimpin negeri ini, Pak Jokowi ada presiden ketujuh RI yang saat ini masih memimpin negeri ini. Kedua-duanya ini kan telah mendharmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara kita, untuk masyarakat, tentunya kita harus tempatkanlah mereka-mereka ini, beliau-beliau ini di tempat terhormat,” kata Herzaky kepada wartawan, Minggu (14/4).

Meski masih ada kekurangan di antara masing-masing presiden, Herzaky menjelaskan seluruh presiden Indonesia harus dihormati.

“Tapi bagaimana pun, itu tidak membuat kita kemudian malah menghilangi respect ya atau apresiasi kita kepada pemimpin negeri ini, gitu,” ucapnya.

Ia berpandangan pertemuan Jokowi dengan Presiden ke-5 RI ini tak perlu dipaksakan, didorong-dorong , bahkan dihalangi.

“Jadi, mereka telah banyak mengabdi untuk negeri dan bangsa ini, janganlah kemudian kita dorong-dorong, kita paksa-paksa, harus bertemu, jangan bertemu, atau dihalang-halangi bertemu, tidak perlu lah, tidak perlu seperti itu. Biarkan saja,” ucap Herzaky.

“Beliau-beliau ini kan tokoh panutan, banyak pengikutnya, kita biarkan saja,” tandas dia.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan Jokowi harus bertemu dulu dengan anak ranting PDIP jika ingin bertemu Megawati. Sebab, kata dia, anak ranting adalah benteng bagi Megawati.

“Terkait konteks berkaitan dengan (pertemuan) Pak Jokowi, hanya anak ranting justru mengatakan aduh sebentar dulu, gitu, biar bertemu dengan anak ranting dulu karena mereka juga jadi benteng bagi ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Hasto saat ditemui di kediaman pribadi Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (12/4).

(Sumber)