Dekat Kaum Milenial, Fokusmaker Dukung Bamsoet Jadi Ketum Golkar

Dalam Pemilu April 2019 lalu, Golkar memperoleh suara sebesar 12,31%. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan prosentase suara pada Pemilu 2014 yang mencapai 14,75%.

Penurunan suara ini menunjukkan Partai Golkar yang telah lama menjadi poros penjaga kestabilan politik Indonesia kehilangan taringnya pada kontestasi politik Indonesia 2019 lalu.

“Selisih penurunan 2,5% mungkin dianggap kecil bagi sebagian orang, padahal jika dilihat dari konteks jumlah pemilih, Golkar kehilangan sekitar 4.500.000 – 5.000.000 suara pemilih sah dalam Pemilu 2019”. Ujar Sekretaris Jendral Fokusmaker, Azka Aufary Ramli kepada Golkarpedia.

Azka menambahkan “Partai Golkar telah lama menjadi aktor penting dalam panggung perpolitikan Indonesia, jelas bagi Golkar stagnansi persentase suara merupakan kemunduran, apalagi sebuah kemerosotan suara, terlepas dari jumlahnya”.

Eksistensi dan stabilitas partai Golkar sangat dipengaruhi suara yang diberikan generasi muda/milenial, dimana peran generasi muda dalam dunia perpolitikan Indonesia memiliki porsi yang makin besar. Pemilu 2019 menjadi bukti kaum milenial mendominasi dengan persentase di atas 50%, dengan pemilih pemula berkisar 14 juta.

Karena itu, kader muda Soksi ini mengajukan dan mendukung penuh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai calon ketua umum Partai Golkar pada munas Partai Golkar 2019 yang sudah di depan mata. Bamsoet adalah sosok yang pas, dalam merangkul akar – akar kokoh Trikarya milik Golkar kedepannya.

“Bamsoet adalah sosok yang cakap dalam menyatukan ormas–ormas pendiri Partai Golkar, terlebih lagi dekat dan mau merangkul generasi milenial, Bamsoet adalah pilihan yang tepat untuk memimpin Partai Golkar ke arah yang lebih baik”, tambahnya.

Azka juga mengingatkan, Golkar adalah partai besar yang selalu berusaha menjadi pilar penjaga stabilitas politik Indonesia. Untuk itu Golkar harus beradaptasi dengan peta baru regenerasi suara pada Pemilu 2024, yang kebanyakan pemilih adalah generasi muda.