Tekno  

Tak Kooperatif Soal Judi Online, Menkominfo Ancam Blokir Telegram di Indonesia

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkomunikasi dengan para platform dan juga provider internet terkait dengan komitmen pemerintah memberantas judi online.

“Kita terus berkomunikasi dengan mereka. Kan kita juga sudah bersurat sebelumnya terhadap platform dan juga asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia. Kita sudah komunikasi, bukannya kita mengambil kebijakan tambah kombinasi Mereka paham, mereka sadar bahwa kita ingin memberantas judi online,” ujar Budi Arie dalam konferensi pers Perkembangan Terbaru Pemberantasan Judi Online via daring, Jumat (24/5).

Ia juga mengatakan, Kominfo telah mengetahui Internet Service Provider mana saja yang saat ini masih terus memfasilitasi permainan judi online.

“Jadi saya sudah tekankan kepada mereka, dalam berbagai kesempatan di APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) untuk semua penyelenggara ISP, Internet Service Provider, pemerintah nggak main-main lho soal judi online,” ucap Budi Arie.

“Jadi kalian harus segera mengambil langkah-langkah. Dan bahkan sebenarnya, ini saya terbuka ke teman-teman. Kami sudah tahu ISP-ISP siapa saja yang memfasilitasi judi online. Tunggu waktunya saja nanti kita tutup. Tunggu saja. Dan nanti kita umumkan PT-nya siapa pemiliknya,” tambahnya.

Kemudian, Budi menegaskan, hingga saat ini hanya platform Telegram yang masih bandel dan tidak kooperatif dalam pemberantasan judi online.

Judi Slot Makin Bercokol
Kerasukan judi bikin lupa diri. Meski sudah 10 jam berjudi dan Rp 10 juta ludes, niat berjudi tetap membara. Kalau duit di rekening habis, duit pinjol pun diambil asal bisa terus berjudi. Sampai gila pun tak apa. Adakah cara atasi candu judi slot?

“Enggak, kalau platform sangat kooperatif. Saya sebut saja di sini. Tinggal Telegram yang tidak kooperatif. Di catat teman-teman silakan ditulis di media. Hanya Telegram yang tidak kooperatif. Platform yang sangat sama sekali tidak kooperatif. Telegram,” tuturnya.

Lebih lanjut, untuk platform Google saat ini tengah membuat teknologi AI untuk melacak judi online di platform mereka sendiri.

“Kalau Google, minggu depan kita akan diskusi karena Google Cloud sudah membuat semacam dengan teknologi mereka AI untuk meng-scrolling untuk melacak semua judi online di platform mereka.

Terakhir, Budi juga menegaskan kepada platform Telegram untuk bersikap kooperatif, sebab jika tidak maka Telegram terancam ditutup.

“Dan sekarang ada tren para judi online ini mainnya di Telegram. Karena itu saya peringatkan kepada platform Telegram jika tidak mau kooperatif untuk pemberantasan judi online ini pasti akan kami tutup,” pungkasnya.

Sebelumnya, Budi Arie menegaskan akan kenakan denda Rp 500 juta per konten bermuatan judi online di platform yang masih bandel tak kooperatif memberantas judi online.

“Saya ingin menyampaikan hal penting yakni peringatan keras. Pertama kepada seluruh pengelola platform digital, seperti X, Telegram, Google, Meta, dan TikTok. Jika tidak kooperatif untuk memberantas judi online di platform anda, maka saya akan mengenakan denda sampai dengan Rp 500 juta per konten. Saya ulangi, sampai Rp 500 juta per konten,” ujar Budi Arie dalam konferensi pers Perkembangan Terbaru Pemberantasan Judi Online via daring, Jumat (24/5).

Tak hanya itu, ia juga mengancam ISP yang tidak kooperatif dalam pemberantasan judi online akan dicabut izinnya.

Pencabutan izin ini dilakukan kepada ISP yang masih bandel memfasilitasi permainan judi online meski sudah dilarang oleh pemerintah pusat.

“Kepada seluruh penyelenggara Internet Service Provider atau ISP, jika tidak kooperatif dalam pemberantasan judi online, maka saya tidak akan segan-segan mencabut izin Anda. Saya ulangi, mencabut izin Internet Service Provider yang digunakan untuk fasilitasi permainan judi online. Dan kita akan umumkan nama-nama ISP-nya,” ujar Budi Arie.

(Sumber)