Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut-sebut membuka peluang mengusung Ketua DPW PKS Jawa Barat, Haru Suandharu dan Walikota Depok, Mohammad Idris untuk maju di Pilgub Jawa Barat tahun 2024.
Majunya kedua kader PKS tersebut amat tergantung hasil sosialisasi kedua sosok tersebut hingga jelang masa pendaftaran cagub-cawagub Jawa Barat 27-29 Agustus 2024.
Apakah popularitas dan elektabilitas Haru Suandharu dan Mohammad Idris bisa mendekati atau paling tidak jangan terlalu jomplang dengan popularitas dan elektabilitas Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
Bila dalam masa Juni dan Juli 2024 serta calon yang bakal diusung Partai Golkar dan Gerindra mulai mengerucut ke satu nama. Sementara popularitas dan elektabilitas Haru Suandharu dan Mohammad Idris tidak naik signifikan, tidak menutup kemungkinan PKS akan mendorong kader lain seperti Netty Prasetiyani maju di Pilgub Jawa Barat sebagai calon wakil gubernur.
Istri Kang Aher, Netty Prasetiyani punya peluang diusung oleh PKS dalam kontestasi Pilgub Jawa Barat. Apalagi Netty Prasetiyani memiliki pendukung dan pemilih loyal di pantura Jawa Barat, Indramayu dan Cirebon. Nama Netty dinilai lebih punya nilai jual karena istrinya Gubernur Jawa Barat 2 periode, Ahmad Heryawan atau Kang Aher.
Sementara Haru Suandharu bakal di dorong menjadi Walikota Bandung apabila dalam 2 (dua) bulan mendatang popularitas dan elektabilitas Haru Suandharu belum ngangkat untuk menjadi Jabar-1 melawan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
Kemungkinan lainnya bisa saja Haru Suandharu tetap maju di Pilgub Jawa Barat sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan Ridwan Kamil yang memiliki propabilitas menang paling tinggi.
Sementara peluang koalisi PKS dan PDIP di Jawa Barat meski memiliki persepsi positif di publik Jawa Barat akan tetapi diprediksi sulit menang melawan incumbent Ridwan Kamil. Pilkada bukan memilih partai tapi memilih figur.
Figur menang berkorelasi dengan popularitas dan elektabilitas calon meski didukung partai populis belum ada jaminan menang. Pemilih lebih melihat calon daripada melihat asal usul partai calon.
Tanpa bermaksud meremehkan duet Haru Suandharu-Ono Surono. Kedua paket pasangan ini dinilai kalah pamor baik melawan Ridwan Kamil maupun Dedi Mulyadi.
Pertimbangannya tentu saja PKS ingin menang. Merebut beberapa posisi kepala daerah di Jawa Barat terutama merebut kembali posisi penting di Gedung Sate meski hanya dapat orang nomor dua di Jawa Barat.
Wallahua’lam bish-shawab
Jakarta, 23 Dzulqa’dah 1445/31 Mei 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis