Reliji  

Ini Hikmah Dari Dilarangnya Meniup Minuman dan Makanan Panas

Ketika sangat lapar atau haus, kamu biasanya tak sabar ingin menyantap makanan dan minuman yang ada di hadapan bukan? Meski masih panas, kamu tak sungkan untuk meniup hidangan itu agar cepat dingin sehingga bisa segera dilahap.

Akan tetapi, tahukah kamu bahwa meniup minuman atau makanan itu sebenarnya dilarang dalam Islam? Melalui sabdanya, Rasulullah SAW melarang hal ini.

Tentu saja larangan ini bukan semata-mata larangan, melainkan ada alasan tertentu di baliknya. Bahkan alasan dilarangnya meniup makanan dan minuman ini dapat dijelaskan secara ilmiah.

Hadits Larangan Meniup Minuman dan Makanan
Larangan meniup makanan dan minuman, termasuk dalam kondisi panas, tercantum dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas.

أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيْهِ

Artinya: “Nabi SAW melarang bernapas di dalam bejana (gelas) (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR Tirmidzi [1888] dan Abu Dawud [3728])

Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan shahih, sementara Al-Albani menshahihkannya.

Dalam buku Ringkasan Kitab Adab oleh Syekh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, larangan meniup minuman ini termasuk suatu adab. Di mana dengan meniup, aroma air dalam gelas khawatir berubah dan sesuatu dari mulut mungkin dapat jatuh ke air sehingga mengotorinya.

Dengan meniup juga, orang lain di sekelilingnya khawatir terganggu karena biasanya mulut seseorang punya aroma tak sedap.

Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin turut menjelaskan hadits larangan tersebut. Menurutnya, udara yang keluar dari seseorang melalui tiupannya bisa saja menimbulkan penyakit atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, Rasul SAW melarang meniup minuman panas, termasuk makanan.

Tak sedikit juga orang meniup minuman ketika kotoran masuk ke dalamnya. Perihal ini, Nabi SAW mengajarkan cara mengeluarkannya selain dengan ditiup.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Nabi SAW pernah ditanya seseorang, “Wahai Rasulullah, ada kotoran (di dalam minuman) seperti serbuk kayu atau lainnya yang biasa ditiup agar keluar.” Beliau kemudian menjawab, “Tuangkanlah.”

Menurut riwayat itu, Rasul SAW memberitahu cara membuang kotoran yang hinggap di minuman yakni dengan menumpahkan sedikit airnya. Dengan begitu, kotoran hilang dan cara tiupan bisa dihindari.

Begitu juga dengan makanan. Kotoran yang hinggap dapat dibuang dengan cara diambil dengan sendok sehingga tidak perlu ditiup.

Alasan Larangan Meniup Minuman dan Makanan Menurut Ilmiah
Abdul Syukur Al-Azizi dalam buku Islam Itu Ilmiah menerangkan alasan dilarangnya meniup makanan dan minuman panas dari segi ilmiah karena dapat membahayakan kesehatan. Hal ini telah dibuktikan lewat penelitian.

Pertama, udara yang keluar lewat tiupan atau embusan napas merupakan udara yang mengandung zat karbon dioksida (CO₂). Apabila zat itu bercampur dengan air (H₂O) makan akan membentuk H₂CO₃ yang sama dengan cuka. Senyawa tersebut bisa mengubah sifat air minuman jadi asam karbonat yang bersifat masam.

Ketika meniup minuman atau makanan panas, karbon dioksida dari mulut akan mengikat uap minuman dan menghasilkan asam karbonat yang dapat mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah.

Hal ini akan membuat darah menjadi lebih asam dari yang seharusnya, sehingga pH darah menurun. Kadar keasaman darah yang tidak normal ini dapat menimbulkan risiko penyakit serius.

Kedua, meniup makanan dan minuman juga bisa jadi penyebaran virus, bakteri, serta partikel berbahaya lainnya.

Rongga mulut diketahui merupakan sarang mikroorganisme baik dan buruk. Di dalamnya juga terdapat sisa-sisa makanan yang mungkin membusuk dan menyebabkan aroma mulut tak sedap.

Jika kamu meniup air atau hidangan yang akan disantap maka aroma tak sedap dan mikroorganisme buruk dari mulut dapat menempel. Apabila masuk ke dalam perut, ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan.