Reliji  

Ini Beberapa Hal Haram Yang Halangi Terkabulnya Doa Umat Islam

Terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan doa seseorang tidak terkabul akibat melakukan perbuatan haram. Hal ini bisa menjadi pengingat agar sebelum berdoa, muslim tidak melakukan perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT.

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah SWT baik. Tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang mukmin sebagaimana memerintahkan kepada para rasul.

Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mu’minun ayat 51. Hal serupa juga dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 172).

Kemudian Allah SWT menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kusut dan lusuh sambil menengadahkan tangannya ke langit, ‘Wahai Tuhanku. Wahai Tuhanku,’ sementara itu makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan.” (HR Muslim)

Lebih lanjut, Syekh Sa’ad Yusuf Mahmud Abu Aziz menerangkan dalam buku Semua Ada Haknya, Allah SWT adalah baik (thayyib). Thayyib di sini merujuk pada kesucian (thahir) yang artinya Allah SWT suci, bersih dari kekurangan dan seluruh cela.

Hal Haram yang Harus Dihindari agar Doa Terkabul

Allah SWT merupakan Dzat yang baik dan hanya menerima yang baik pula. Untuk itu, Allah SWT tidak menerima amalan kecuali yang baik dan bersih dari semua perusak seperti riya dan sombong.

Allah SWT tidak pula menerima harta kecuali yang baik dan halal. Sebab, baik itu menjadi sifat perbuatan, ucapan dan keyakinan, semuanya itu terbagi kepada baik dan buruk.

Muhammad Syafie el-Bantanie dalam buku Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah menjelaskan, hadits di atas juga memiliki makna bahwa makanan dan minuman haram yang kita konsumsi dapat menghalangi terkabulnya doa.

Dengan demikian, apabila ada seorang muslim yang senantiasa berdoa dalam salat tahajudnya tetapi tak kunjung dikabulkan, muslim bisa bermuhasabah terlebih dahulu sebelum memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Apakah makanan yang dimakan, minuman yang diminum serta pakaian yang dikenakan berasal dari harta yang didapatkan dengan cara yang haram atau tidak?

Masih merujuk sumber yang sama, Sa’ad bin Abi Waqash pernah ditanya oleh Al-Ashfar tentang rahasia doa-doanya yang senantiasa terkabul, lalu Sa’ad menjawab, “Aku tidak pernah memasukkan makanan ke dalam mulutku melainkan aku mengetahui dari mana sumbernya.”

Dari berbagai penjelasan di atas, sudah sepatutnya seorang muslim untuk mencari rezeki dengan cara yang halal agar terhindar dari perilaku syubhat.

Sebab, karunia Allah SWT di dunia ini sangatlah luas dan tak terhingga. Rezeki halal jauh lebih baik dan membawa kita menuju surga. Sementara itu, rezeki haram hanya akan membawa kesengsaraan menuju neraka sebagaimana dijelaskan Febrina Arisha dalam buku 99 Langkah Menuju Berkah.

Kita harus yakin bahwa Allah SWT telah menyediakan rezeki bagi setiap makhluk-Nya, termasuk binatang melata. Hal tersebut sebagaimana firman-Nya surah Hud ayat 6 yang berbunyi: https://www.detik.com/hikmah/quran-online/hud

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ ٦

Artinya: “Tidak satupun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Wallahu a’lam.