Reliji  

Hakikat Syaja’ah, Nilai Luhur Keberanian Umat Islam Membela Jalan Kebenaran

Di tengah kehidupan yang penuh dengan rintangan dan godaan, manusia senantiasa dihadapkan pada pilihan untuk bertindak. Dalam situasi tersebut, keberanian menjadi kompas penuntun untuk melangkah maju.

Dalam Islam, keberanian dikenal dengan istilah syaja’ah. Lebih dari sekadar berani, syaja’ah merupakan sebuah nilai luhur yang menjiwai setiap tindakan seorang muslim dalam keberanian membela jalan kebenaran

Pengertian Syaja’ah

Dikutip dari buku Aqidah Akhlak oleh Fitria Dwi Chahyani dan Machnunah Ani Zulfah, secara bahasa, syaja’ah berarti berani atau gagah.

Secara istilah, syaja’ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara berani dan terpuji. Jadi, syaja’ah adalah keberanian yang didasarkan pada kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan.

Maka dari itu, dalam hal ini syaja’ah bukan hanya keberanian semata yang dapat merujuk ke perbuatan yang nekat. Syaja’ah merupakan bentuk keberanian yang penuh dengan perhitungan yang baik.

Syaja’ah juga diiringi dengan kebijaksanaan dan perhitungan matang, sehingga tidak mudah terjerumus dalam tindakan yang ceroboh dan membahayakan.

Orang yang memiliki sifat syaja’ah tidak akan gentar menghadapi bahaya atau rintangan dalam memperjuangkan kebenaran. Mereka memiliki kekuatan mental dan spiritual yang kokoh untuk melawan kebatilan dan ketidakadilan, meskipun harus mengorbankan kepentingan pribadi.

Sifat syaja’ah ini berlawanan dengan al-jubn, yang berarti pengecut. Orang yang pengecut cenderung menghindari bahaya dan memilih untuk diam ketika melihat ketidakadilan. Mereka mudah goyah oleh rasa takut dan tidak memiliki tekad kuat untuk membela apa yang benar.

Allah SWT berfirman,

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Arab latin: wa lâ tahinû wa lâ taḫzanû wa antumul-a’launa ing kuntum mu’minîn.

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S. Ali Imran/3: 139).

Macam-macam Syaja’ah

Dilansir dari buku Mutiara Akhlak Tasawuf oleh Dr Sahri, sifat syaja’ah dapat dibagi menjadi dua, yaitu Al-Syaja’ah harbiyah dan Al-Syaja’ah nafsiyah. Berikut ini penjelasannya:

1. Al-Syaja’ah Harbiyah

Al-Syaja’ah harbiyah merupakan keberanian yang tampak, misalnya keberanian dalam medan tempur perang. Sifat ini sangat penting bagi para pejuang Muslim untuk melawan musuh-musuh Allah dan membela agama Islam.

Keberanian ini didasari oleh keimanan yang teguh dan keyakinan bahwa Allah SWT akan selalu bersama mereka yang berjuang di jalan-Nya.

2. Al-Syaja’ah Nafsiyah

Al-Syaja’ah nafsiyah merupakan keberanian dalam menghadapi bahaya atau penderitaan di luar medan peperangan, misalnya menegakkan kebenaran.

Sifat ini tidak kalah pentingnya dengan al-syaja’ah harbiyah, karena memungkinkan Muslim untuk menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.

Al-syaja’ah nafsiyah memiliki beberapa bentuk, di antaranya:

  • Keberanian untuk mengatakan kebenaran: Meskipun berisiko dibenci atau dimusuhi.
  • Keberanian untuk melawan hawa nafsu dan godaan setan: Menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
  • Keberanian untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf: Tidak egois dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.
  • Keberanian untuk bersabar dalam menghadapi cobaan: Tetap teguh iman dan tidak mudah menyerah.
  • Keberanian untuk menolong orang lain yang membutuhkan: Bersikap dermawan dan selalu membantu mereka yang lemah.

Hakikat Syaja’ah

Kembali mengutip buku Mutiara Akhlak Tasawuf oleh Dr Sahri, berikut ini adalah tiga hakikat syaja’ah:

  1. Berani membenarkan yang benar dan berani menyalahkan yang salah.
  2. Berani membela hak milik, jiwa, dan raga.
  3. Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.