Maskot Jakarta ternyata bukan hanya ondel-ondel dan Monumen Nasional (Monas). Ternyata, di masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin salak condet menjadi salah satu ikon kota ini.
Salak condet ditetapkan sebagai maskot Jakarta karena keberadaannya yang langka dan hanya ada di kota ini.
Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1796 Tahun 1989, yang menyebutkan penetapan salak condet (Salacca zalacca) dari jenis flora dan burung elang bondol (Haliastur indus) dari jenis fauna sebagai identitas atau maskot Jakarta.
Saat ini, salak condet memang sudah jarang untuk ditemui di pasar-pasar bahkan boleh dibilang sulit untuk menjumpainya, tak seperti jenis salak lainnya, seperti salak pondoh. Pusat budidaya salak condet pun satu-satunya hanya terdapat Agrowisata Cagar Buah Condet di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Cagar Buah Condet menjadi titik terakhir perkebunan buah asli Jakarta ini, keberadaannya yang langka membuat tempat ini begitu spesial. Karena masyarakat bisa langsung melihat dan merasakan bagaimana kekhasan buah dengan kulit bersisik ini.
Di Cagar Buah Condet terdapat ribuan pohon salak dan beberapa pohon salak di sini telah berumur puluhan tahun. detikTravel berkesempatan untuk menyambangi kebun salak ini, Selasa (28/5/2024).
Kebun yang luasnya kurang lebih 3,5 hektar itu tak hanya ditanami pohon salak saja tetapi terdapat beberapa pohon lainnya seperti Duku Condet (yang sama-sama buah khas Jakarta), pohon buah kecapi, durian, alpukat, buni, dan masih banyak lainnya.
Tentunya yang menjadi fokus agrowisata ini adalah pohon salak condet dan duku conder. Dua buah itu merupakan buah endemik yang hanya ada di Kota Jakarta. Menyoal rasa, memang salak condet memiliki rasa unik dan berbeda dengan jenis salak lainnya.
Syahrudin, koordinator petugas di Cagar Buah Condet, menyebutkan terdapat rasa yang khas dari salak condet. Dia menerangkan kalau rasa buahnya memiliki rasa yang berbeda-beda dengan sensasi rasa kesat yang minim.
“Ya pokoknya rasanya kalau kita makan lain rasanya. Kalau salak pondoh dari ujung ke ujung sama rasanya, kalau ini beda. Nah itulah keistimewaan Salak Condet, ada yang manis banget, ada yang manis-manis asem jadi rasanya nggak sama, ya kurang lebih begitu ada beberapa rasa,” kata Syahrudin kepada detikTravel.
Rasa penasaran pun hadir untuk mencoba buah Salak Condet ini, namun sayang pohon salak condet saat detikTravel sambangi belum semuanya berbuah. Hanya beberapa pohon saja yang sudah mulai berbuah dan belum matang, Syahrudin pun memberikan salak condet yang tingkat kematangannya baru 40% untuk menghilangkan rasa penasaran.
Terpikir sejenak buah salak yang belum matang maksimal pasti memiliki rasa yang super asam dengan rasa pahit dan kesat. Tapi ternyata saat mencicipi, salak condet yang belum matang maksimal itu memiliki rasa yang dominan manis.
Untuk kamu warga Jakarta yang penasaran dengan buah asli kota ini bisa langsung datang untuk melihat dan mencicipi jika sudah ada yang berbuah. Syahrudin menjelaskan tak bisa memastikan kapan pohon-pohon salak ini berbuah karena tergantung cuaca, ia hanya bisa memperkirakan panen Salak Condet akan tiba pada akhir tahun nanti.
“Ya paling ini sekitar enam bulan dari sekarang dah,” ujar Syahrudin.
Agrowisata Cagar Buah Condet
Jam Operasional : Buka setiap hari, pukul 07.00 – 16.00 WIB
Tiket Masuk : Gratis
Lokasi : Jalan Kayu Manis No. 37, RT 7/RW 5, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.