Rakyat takut. Mahasiswa dan kampus sudah dikooptasi. Ormas ditaklukkan tambang. Ketua umum parpol tersandera. Lalu kepada siapa kita berharap saat rezim yang berkuasa di bawah Jokowi makin menjadi-jadi?
Dengan seenaknya Jokowi melalui Mahkamah Konstitusi mengacak-ngacak syarat calon presiden dan wakil presiden agar anaknya Gibran Rakabuming lolos nyapres.
Betapa sakti mandragunanya Jokowi tanpa perlawanan yang berarti bersama antek-anteknya mengatur anaknya agar menang Pilpres.
Hal itu diulang lagi di Pilkada serentak agar anaknya Kaesang yang belum berumur 30 tahun saat pendaftaran sebagai calon kepala daerah diubah secepat kilat oleh Mahkamah Agung. Diputuskan hanya tiga hari setelah gugatan diajukan.
Untuk memastikan anaknya Kaesang maju di Pilkada dan Gibran bukan sebagai ban serap Prabowo, tampak perlu Jokowi mengambil alih Partai Golkar melalui kader-kader Partai Golkar yang punya kasus, gila jabatan dan haus kekuasaan. Ujung-ujungnya ditipu Jokowi seperti salah seorang yang dijanjikan Jokowi akan kembali menjadi ketua umum PPP.
Airlangga Hartarto dipaksa mundur karena diduga terjerat beberapa kasus. Isu Munaslub yang sempat mereda kembali menguat di akhir pekan kemarin.
Partai sekelas Partai Golkar yang memiliki pengalaman panjang dalam perpolitikan Indonesia harus berakhir tragis. Dicaplok oleh bukan kader Partai Golkar melalui kriminalisasi beberapa elit Partai Golkar oleh sosok yang selama ini bermimpi ingin menguasai Partai Golkar.
Padahal sejatinya kader-kader Partai Golkar yang dijanjikan Jokowi diberikan posisi strategis di Partai Golkar versi kepengurusan Jokowi dan Gibran bakal ditipu oleh Jokowi. PPP buktinya.
Jokowi telah mengkondisikan Partai Golkar sejak isu Munaslub digaungkan pasca Pilpres kemarin. Jokowi atau Gibran akan dipilih secara aklamasi di Munaslub Partai Golkar dengan terlebih dahulu mengubah AD/ART Partai Golkar agar Jokowi atau Gibran dipilih dengan mulus sebagai ketua umum Partai Golkar, partai warisan penguasa Orde Baru, Presiden Soeharto.
Jokowi ingin mengcopy paste posisinya seperti Partai Golkar di era Presiden Soeharto. Jokowi Ketua Dewan Pembina. Gibran Ketua Umum. Lengkap sudah Jokowi mengobok-obok Partai Golkar.
Sementara Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bahlil Lahadalia bakal kena tipu Jokowi karena sempat dijanjikan bakal jadi ketua umum Partai Golkar agar melengserkan Airlangga Hartarto dan menggelar Munaslub. Tidak percaya? Mari sama-sama kita tunggu Munaslub Partai Golkar.
Kemana para senior Partai Golkar yang kemarin menolak Munaslub? Diam bagian dari strategi atau takut berhadapan dengan Jokowi? Masih adakah orang-orang lurus yang tidak tersandera oleh kasus untuk mencegah “perampokan” Partai Golkar oleh Jokowi yang tidak punya darah keturunan sebagai orang Partai Golkar.
Atau memang orang-orang di Partai Golkar sudah tersandera semua oleh Jokowi? Kekuasaan Jokowi hanya tinggal dua bulan lebih dikit seharusnya ada sosok di Partai Golkar yang berani menjadi pahlawan menyelamatkan Partai Golkar dari keserakahan Jokowi meski penjarah dan nyawa taruhannya.
Bandung, 8 Shafar 1446/12 Agustus 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis