News  

Dokter Muda Mahasiswi PPDS Undip Bunuh Diri, Diduga Dengan Suntik Roculax

Kasus perundungan kembali terjadi di lingkungan pendidikan. Kali ini menimpa seorang dokter PPDS Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial ARL. Kesimpulan penyebab kematian akibat kasus perundungan didasari atas temuan buku harian korban oleh pihak kepolisian.

Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono yang menyelidiki kasus ini menyebutkan bahwa polisi langsung mendatangi lokasi kamar kos di Kelurahan Lempongsari, Semarang pada Senin (12/8) pukul 23.00 WIB. Ia kemudian menemukan sebuah buku harian yang ditulis korban. “Ditemukan juga sebuah buku harian korban,” kata Kompol Agus.

Di dalam buku tersebut berisi catatan yang salah satunya keluhan beratnya menjadi mahasiswa kedokteran. Saat itu korban menyinggung relasi dengan seniornya.

Dugaan perundungan sebagai sebab kematian turut diperkuat oleh sang ibu. Sebelum kejadian ini, ARL telah bercerita kepada ibunya mengenai niatnya untuk mengundurkan diri dari program pendidikan yang dijalaninya, serta kesulitan yang dihadapinya, baik dalam pendidikan maupun tekanan dari para senior.

“Anak itu sudah minta resign, keterangan dari ibunya, sudah curhat. Kedua (penyebab) mungkin menghadapi seniornya, kan perintahnya (senior) sewaktu-waktu, minta ini, itu, ini, itu, keras,” beber Kompol Agus.

Kronologis Penemuan Jasad Korban

Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh pemilik kos dan teman ARL setelah kekasih ARL mencoba menghubunginya melalui telepon pada pukul 07.00-08.00 pagi, namun tidak mendapatkan respons. Merasa khawatir, pacar ARL meminta teman sekosnya untuk memeriksa kamar ARL.

Kamar ARL ternyata terkunci dari dalam, sehingga pemilik kos harus memanggil tukang kunci untuk membukanya. Setelah berhasil dibuka, korban ditemukan sudah tidak bernyawa dalam posisi miring seperti sedang tidur. Proses evakuasi baru bisa dilakukan sekitar pukul 03.00 pagi setelah ibu ARL tiba di lokasi.

Atas permintaan ibunya, jenazah ARL tidak diotopsi dan langsung dibawa ke Tegal untuk dimakamkan. Menurut keterangan penjaga kos, Marsono, jenazah ARL telah dipindahkan dari RSUP Dr Kariadi ke rumah duka di Tegal.

Penyebab Kematian

Berdasar sumber yang tak mau disebutkan namanya, ARL diduga kuat nekat menyuntikkan roculax ke dalam tubuhnya yang mengakibatkan kehilangan nyawa. Roculax merupakan obat yang diindikasikan sebagai tambahan pada anestesi umum (bius total) untuk mempermudah intubasi endotrakeal serta memberikan relaksasi otot rangka selama pembedahan.

Sumber tersebut juga mengatakan korban sempat bercerita tentang masalah keluarga dan sekolah. Bahkan korban sempat ingin mengundurkan diri dari kampusnya namun tersandera tugas belajar di Universitas Diponegoro.

Beban pikiran dan mental yang menumpuk diduga membuat ARL memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menggunakan Roculax. Sebagai seorang dokter, tentu ARL tahu batas atau dosis penggunaan obat ini. Jika obat disuntikkan ke dalam tubuhnya sendiri di luar batas toleran tubuh, tentu ARL memang berniat membunuh dirinya sendiri.

Penghentian Program PPDS Undip

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI turut menaruh perhatian atas kasus ini. Sebagai bentuk respons atas adanya dugaan perundungan di lingkungan FK Undip, Kemenkes mengirim surat berisi pemberhentian program studi anestesi Fakultas Kedokteran (FK) Undip Semarang.

Perintah pemberhentian program studi anestesi FK Undip dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr Azhar Jaya, melalui surat kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

“Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP Dr. Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro,” tulis dr Azhar Jaya dalam surat tertanggal 14 Agustus 2024 tersebut.

“Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan Langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP,” lanjutnya. {redaksi}