Nabi Sulaiman merupakan anak dari Nabi Daud yang mewarisi tahta sebagai raja Bani Israil. Beliau dikenal sebagai raja dan nabi yang bijaksana dan adil.
Sebagai seorang raja, Nabi Sulaiman diberikan harta kekayaan dan kekuasaan yang melimpah oleh Allah SWT.
Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-10 sebelum Masehi dan meninggalkan harta-harta yang disebut masih tersembunyi di suatu tempat hingga kini.
Misteri harta karun Nabi Sulaiman telah memikat para penjelajah dan peneliti selama berabad-abad. Berbagai lokasi di dunia dipercaya menyimpan rahasia harta karun tersebut.
Kini, para peneliti sudah berhasil menemukan beberapa artefak dan situs yang diduga kuat sebagai peninggalan Nabi Sulaiman.
Berikut 3 situs dan artefak yang diduga sebagai peninggalan Nabi Sulaiman:
Peninggalan Nabi Sulaiman yang Sudah Ditemukan
1. Guci dan Kendi

Pada tahun 2012, beberapa arkeolog asal Israel melakukan penggalian di kawasan Ophel, Yerusalem dan menemukan pecahan guci kuno serta enam kendi besar.
Meski sudah lama ditemukan, para peneliti memiliki perbedaan pendapat mengenai tentang makna ukiran pada leher guci tersebut.
Sejak ditemukan, sebetulnya ada lebih dari sepuluh peneliti yang memberikan usulan tentang arti ukiran tersebut. Namun, usulan tersebut tidak pernah disepakati oleh peneliti lainnya.
Melansir Live Science, seorang arkeolog dari Hebrew University of Jerusalem bernama Daniel Vainstub akhirnya berhasil memecahkan misteri dari arti ukiran tersebut pada tahun 2023.
Melalui studi yang dipublikasikan di Yerusalem Journal of Archaeology, Dr. Daniel menyebutkan bahwa kata-kata yang terukir di leher guci tersebut memiliki arti “Ladanium 5”.
“Ladanium 5” merujuk kepada getah tanaman aromatik, Labdanum atau Cistus Ladanifer, yang digunakan untuk membuat dupa atau kemenyan.
Mereka menduga bahwa barang-barang tersebut berasal dari abad ke-10 sebelum Masehi dan menjadi tanda adanya hubungan antara Raja Sulaiman dengan Kerajaan Saba.
2. Tambang Besi

Nabi Sulaiman dipercaya memiliki pertambangan bahan bumi, seperti emas, tembaga, dan perak.
Sejak lama, para peneliti berlomba-lomba untuk mencari keberadaan tambang tersebut. Ada beberapa lokasi yang dipercaya sebagai tambang peninggalan Nabi Sulaiman.
Salah satunya adalah tambang besi yang terletak di bagian selatan Yordania.
Pada zaman Nabi Daud dan Nabi Sulaiman memang sudah mengenal besi. Hal tersebut sesuai dengan sabda Allah SWT dalam Surah Al-Anbiya ayat 80 yang berisi:
وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوْسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنْۢ بَأْسِكُمْۚ فَهَلْ اَنْتُمْ شٰكِرُوْنَ
Artinya: “Kami mengajarkan pula kepada Daud cara membuat baju besi untukmu guna melindungimu dari serangan musuhmu (dalam peperangan). Maka, apakah kamu bersyukur (kepada Allah)?” (QS. Al-Anbiya : 80).
Selain besi, ditemukan juga beberapa hasil bumi seperti emas, perak, perunggu, dan tembaga di pertambangan itu.
Hasil bumi tersebut sesuai dengan bahan yang digunakan oleh Nabi Sulaiman pada pembangunan Haikal Sulaiman atau yang umumnya dikenal dengan nama Solomon Temple.
Berdasarkan hasil uji karbon yang dilakukan oleh peneliti, tambang tersebut dipercaya berasal dari abad ke-10 sebelum Masehi, yang bertepatan dengan masa kepemimpinan Nabi Sulaiman.
3. Haikal Sulaiman

Haikal Sulaiman atau Solomon Temple merupakan sebutan dalam agama Yahudi untuk kuil suci yang dipercaya dibangun oleh Nabi Sulaiman di Yerusalem.
Menurut bangsa Yahudi, Haikal Sulaiman bukan tempat beribadah, melainkan rumah Tuhan mereka, Yahweh.
Pada tahun 2007, beberapa pekerja menemukan sisa reruntuhan bangunan di dekat Masjid Al-Aqsa yang dipercaya oleh para ahli sebagai Haikal Sulaiman.
Meski sudah tidak utuh lagi, para ahli yakin masih ada sisa-sisa Haikal Sulaiman yang dapat diidentifikasi, salah satunya adalah Tembok Ratapan yang terkenal.
Selain itu, mereka juga menemukan beberapa barang peninggalan lainnya, seperti keramik dan tembikar yang sudah terkubur ribuan tahun seiring dengan kehancuran Haikal Sulaiman.
Apakah Candi Borobudur Termasuk Peninggalan Nabi Sulaiman?
Berdasarkan sejarah nasional, Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8, tepatnya saat Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Dinasti Syailendra.
Namun, sempat ada isu yang menyebutkan bahwa Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman.
Bahkan, ada hasil penelitian dari KH. Fahmi Basya mengenai kaitan Candi Borobudur dengan Nabi Sulaiman yang ditulis dalam buku berjudul “Candi Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman”.
Beliau menyebutkan ada beberapa bukti yang dapat mengaitkan Candi Borobudur dengan Nabi Sulaiman.
Pertama, dalam Surah Saba’ ayat 13 disebutkan bahwa para jin bekerja untuk Nabi Sulaiman, seperti membangun gedung-gedung tinggi, patung untuk hiasan, dan piring-piring sebesar kolam.
Di Candi Borobudur sendiri terdapat banyak patung. Adapun yang dimaksud gedung tinggi adalah Candi Prambanan.
Lalu, di Candi Borobudur terdapat patung yang tidak diselesaikan pengerjaannya.
Hal tersebut dikaitkan dengan Surah Saba’ ayat 14 yang menjelaskan bahwa para jin terus bekerja dengan giat karena mereka merasa diawasi oleh Nabi Sulaiman.
Namun, mereka menghentikan pekerjaannya setelah mengetahui Nabi Sulaiman meninggal.
Selanjutnya, ada teori yang mengaitkan relief bermotif hewan-hewan di Borobudur dengan mukjizat Nabi Sulaiman yang bisa berbicara dengan hewan.
Selain itu, pada kisah Nabi Sulaiman disebutkan bahwa ada Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan dipercaya berkumpul di Candi Ratu Boko.
Dikatakan bahwa terdapat satu tempat di Candi Borobudur yang kosong karena ada satu stupa yang tertinggal di Candi Ratu Boko.
Hal tersebut dikaitkan dengan kisah Nabi Sulaiman yang memerintahkan para jin untuk memindahkan singgasana Ratu Saba ke istananya.
Selain itu, masih banyak lagi teori yang mengaitkan keberadaan Candi Borobudur dengan kisah Nabi Sulaiman berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Teori-teori dari KH. Fahmi Basya ini sempat menuai pro kontra di masyarakat. Sebagian setuju dengan teori-teori tersebut, namun banyak juga budayawan dan arkeolog yang membantahnya.
Teori dari KH. Fahmi Basya dibuat berdasarkan keyakinan agama dan ayat-ayat Al-Qur’an. Sedangkan para budayawan dan arkeolog menilai berdasarkan fakta yang sudah teruji secara ilmiah.
Melansir borobudurwriters.id, Dr. Niken Wirasanti, dosen arkeologi Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu yang membantah teori dari KH. Fahmi Basya.
Menurut beliau, jika Borobudur merupakan peninggalan Islam, tentu prasastinya akan ditulis dengan bahasa Arab. Sedangkan prasasti Borobudur sendiri ditulis dalam Jawa Kuno.
Selain itu, ada pendapat dari Hari Setyawan, staf Balai Konservasi Borobudur yang juga seorang arkeolog.
Dalam sebuah wawancara dengan Sekolah Tinggi Multimedia (MMTC) Yogyakarta, beliau menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian Institute of Archaeology di Hebrew University of Jerusalem situs Nabi Sulaiman berada di Timur tengah dengan pusat kota di Yerusalem.
Hari juga berkata bahwa para arkeolog memiliki justifikasi ilmiah yang membuktikan bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno.