Hari kiamat merupakan peristiwa yang diyakini akan terjadi di masa depan, dimana kehidupan di dunia akan tiba-tiba berakhir dan semua makhluk akan dihakimi berdasarkan perbuatannya selama hidup.
Dalam Surah Al-A’raf ayat 187 dijelaskan tanda-tanda kiamat :
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Ada sejumlah hadits yang menyebut bahwa seburuk-buruknya manusia adalah yang menjumpai hari kiamat dalam keadaan hidup. Sementara itu, orang mukmin akan dimatikan lebih dulu sebelum peristiwa dahsyat itu terjadi.
Imam Ibnu Katsir dalam Kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim sebagaimana diterjemahkan oleh Ali Nurdin. Ia menukil hadits Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,
“Manusia semakin bertambah kikir, zaman semakin bertambah keras, dan kiamat tidak terjadi, kecuali kepada seburuk-buruk manusia.”
Sebagaimana pula disebutkan dalam hadits lain,
إِنَّ الشَّيْخَ الكَبِيرَ يَقُوْلُ أَدْرَكْتُ النَّاسَ وَهُمْ يَقُولُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ يَتَفَاقَمُ الْأَمْرُ وَيَتَزَايَدُ الْحَالُ حَتَّى يُتْرَكَ ذِكْرُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ وَيُنْسَى بِالْكُلِّيَةِ فَلَا يُعْرَفُ فِيْهَا وَأُوْلَئِكَ شِرَارُ النَّاسِ وَعَلَيْهِمْ تَقُوْمُ السَّاعَةُ.
Artinya: “Sesungguhnya seorang tua renta akan berkata, Aku masih sempat melihat adanya orang-orang yang mengucapkan, La Ilaha Illallah.’ Kemudian keadaan semakin ruwet, dan semakin bertambah-tambah juga, hingga akhirnya dzikir kepada Allah ditinggalkan orang di muka bumi, lalu dilupakan sama sekali, bahkan tidak dikenal. Merekalah itulah sejahat-jahat manusia, dan atas merekalah Kiamat terjadi.”
Ibnu Katsir dalam buku Huru Hara Hari Kiamat juga menjelaskan sebagaimana tersebut dalam hadits, “Kiamat hanya akan dialami orang-orang jahat.
Dan menurut lafazh lainnya:
وَشِرَارُ النَّاسِ الَّذِيْنَ يُدْرِكُهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ.
“Dan sejahat-jahat manusia adalah mereka yang masih hidup pada saat terjadinya Kiamat.”
Wallahualam Bissawab