Pemanggilan Stella Christie ini menambah daftar sosok perempuan yang akan menjadi calon menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Sebelumnya, ada enam sosok perempuan dari latar belakang berbeda yang telah dipanggil Prabowo, yaitu Sri Mulyani, Veronica Tan, Meutya Hafid, Ribka Haluk, Widiyanti Putri Wardhana, dan Arifatul Choiri Fauzi.
Stella Christie adalah seorang Profesor dan Guru Besar dari Universitas Tsinghua. Ia juga merupakan seorang peneliti di universitas yang berlokasi di Beijing, China tersebut.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut profil Guru Besar dan Profesor Stella Christie.
Profil Stella Christie, Ilmuwan dan Guru Besar yang Dipanggil Prabowo

Stella Christie adalah seorang profesor dan guru besar asal Indonesia. Ia lahir di Medan pada 11 Januari 1979.
Rekam jejak pendidikannya bisa dibilang sangat luar biasa. Stella Christie menyelesaikan gelar S1 dari Harvard University pada 2004 dan merupakan lulusan Fakultas Psikologi. Ia mendapat gelar Magna Cum Laude with Highest Honor.
Selesai mendapatkan gelar S1, Stella melanjutkan S2 dan S3 di Northwestern University dengan mengambil konsentrasi psikologi kognitif. Pada 2015 hingga 2016, Stella pernah menjadi peneliti tamu di Universitas Standford.
Pada 2012 hingga 2018, Stella menjadi Guru Besar di Swarthmore Colleges. Sejak 2018 hingga kini, Stella menjadi Guru Besar di Universitas Tsinghua.
“Saya orang Indonesia asli, saya menyelesaikan gelar S1 dari Harvard University, S2 dan S3 dari Northwestern University. Dan saya sudah menjadi Guru Besar di Swarthmore Colleges, itu nomor 3 universitas paling baik di Amerika Serikat, dan sekarang menjabat Guru Besar Tsinghua University,” kata Stela kepada wartawan di lokasi, Selasa (15/10), dilansir dari detikcom.
Tak hanya itu, Stella menjelaskan dirinya merupakan ilmuwan di bidan cognitive science. Dia mempelajari bagaimana manusia berpikir.
“Saya adalah ilmuwan bidang cognitive science, adalah mempelajari bagaimana kita berpikir, jadi tentang otak dan cara pikiran yang memasukkan manusia, hewan, artificial intelligence (AI),” ucapnya.
Dari sederet jurnal yang dibuat, salah satu jurnal Stella bertajuk “Where hypotheses come from: Learning new relations by structural alignment” (dipublikasikan di Journal of Cognition and Development) yang dibuat bersama rekannya, D. Gentner, berhasil menyabet Editor’s Choice Award for Best Article.
(Sumber)