News  

Pidato Perdana Prabowo Tunjukkan Kualitas Jauh Berbeda dengan Jokowi

Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Anthony Budiawan mengaku kaget mendengar pidato perdana Presiden Prabowo Subianto. Materinya menunjukkan kualitas yang berbeda dengan Jokowi.

“Pidato perdana Prabowo terdengar sangat serius, berwibawa, dan heroik. Beliau mengakui peran dan pengorbanan rakyat miskin, wong cilik dalam merebut kemerdekaan Indonesia,” ucap Anthony dalam keterangan yang diterima inilah.com di Jakarta, Senin (21/10/2024).

“Pidato perdana Prabowo juga terdengar sangat jujur. Prabowo mengakui, kondisi Indonesia saat ini belum, atau tidak baik-baik saja. Khususnya terkait kemiskinan dan korupsi,” sambungnya.

Anthony juga mengapresiasi kejujuran Prabowo yang berani mengakui Indonesia sedang menghadapi permasalahan korupsi yang sangat serius. Ini mengancam masa depan Indonesia.

“Prabowo juga paham, korupsi yang sudah sangat parah ini akibat praktek kolusi yang dilakukan oleh para pejabat politik, pejabat pemerintah, dan pengusaha (nakal). Khususnya tentu saja di era pemerintahan Jokowi,” tegasnya.

“Pernyataan Prabowo ini merupakan tamparan keras kepada Jokowi, mencerminkan pemerintahan Jokowi gagal total, khususnya dalam pengentasan kemiskinan serta pemberantasan korupsi,” lanjut Anthony.

Meski begitu, ia menilai tantangan utama Presiden Prabowo dalam lima tahun ke depan, bagaimana mengatasi kedua permasalahan utama, yaitu kemiskinan dan korupsi yang sudah merajalela ini. “Semoga optimisme pidato perdana ini, tidak menguap seiring berjalannya waktu,” tandasnya.

Dalam pidato perdana usai pelantikan sebagai Presiden ke-8 di rapat paripurna MPR-RI, Jakarta, Minggu (20/10/2024), Prabowo mengobarkan semangat melawan korupsi. Pemberantasan korupsi serta berbagai bentuk penyelewengan uang negara, menjadi komitmen pemerintahannya.

“Kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem dengan penegakan hukum yang tegas dengan digitalisasi. Insha Allah, kita akan kurangi korupsi secara signifikan. Ini harus kita lakukan seluruh unsur pimpinan harus memberi contoh, ing ngarso sung tulodo,” tegas Prabowo.

Dia mengakui, praktik korupsi atau kebocoran APBN, masih marak. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena mengancam masa depan generasi selanjutnya. “Kita harus berani mengakui, terlalu banyak kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan, kolusi antar pejabat politik, pejabat pemerintah, di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik. Janganlah kita takut untuk melihat realita ini,” ujarnya.

(Sumber)