Bekerja untuk mencari nafkah dalam Islam memiliki beberapa tujuan. Tujuan tersebut tidak hanya mengarah pada pemenuhan kebutuhan hidup melainkan sebagai bentuk ibadah.
Pada dasarnya, bekerja dan berbisnis sangat dianjurkan dalam Islam supaya muslim dapat mandiri memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah seseorang di antara kalian pergi pagi-pagi mencari kayu dan dipikul di atas punggungnya kemudian (menjualnya) lalu bersedekah dengannya serta tidak butuh pada pemberian orang lain lebih baik baginya daripada meminta kepada orang lain diberi atau tidak, karena sesungguhnya tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR Muslim)
5 Tujuan Bekerja dalam Islam
Menurut buku Etika Bisnis Islam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits karya Chaidir Iswanaji dkk, bekerja dalam Islam mempunyai tujuan. Berikut di antaranya:
1. Kepentingan Ibadah
Bekerja tidak hanya diperuntukkan untuk mencari uang atau menimbun harta semata, tetapi juga sebagai bentuk penghambaan atas pemberian Allah SWT dan meraih rida Allah SWT.
2. Memenuhi Kebutuhan Hidup
Memenuhi kebutuhan hidup tujuannya untuk ibadah. Seperti bekerja untuk memiliki uang supaya bisa membeli pakaian yang dapat menutupi aurat.
3. Memenuhi Kebutuhan Keluarga
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, dalam hal ini keluarga. Seperti salah satu tanggung jawab suami adalah menafkahi keluarganya.
4. Memenuhi Kebutuhan Sosial
Seorang muslim harus memberikan manfaat untuk orang lain, seperti sedekah, infak, dan zakat.
5. Membangun Kemandirian
Setiap individu yang berada di tengah masyarakat perlu hidup dengan layak dan mandiri. Untuk memenuhinya, individu tersebut harus bekerja.
4 Keutamaan Bekerja dalam Islam
Menurut buku Pengantar Bisnis dan Lembaga Ekonomi Islam karya La Ode Alimusa, berikut beberapa keutamaan bekerja menurut Islam.
1. Mendapatkan Pahala
Salah satu keutamaan bekerja adalah mendapat cinta dan pahala di sisi Allah SWT. Dikisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah berjumpa Sa’ad bin Muadz al-Anshari dan bersalaman, beliau merasakan telapak tangan Sa’ad bin Muaz yang kasar.
Rasulullah SAW bertanya apa sebabnya, lalu Sa’ad menjawab, “Saya membajak tanah untuk keluarga, ya Rasulullah.” Mendengar jawaban itu, Rasulullah SAW mencium tangan Sa’ad bin Muadz dan bersabda, “Tangan ini tak akan disentuh api neraka.”
Dikisahkan juga bahwa Rasulullah SAW pernah mencium tangan Muaz bin Jabal karena kasar tangannya dalam bekerja keras mencari nafkah dan bersabda, “Tangan ini dicintai Allah dan Rasul-Nya dan tidak akan disentuh api neraka.”
2. Jalan Diampuninya Dosa
Keutamaan lain dari bekerja adalah sebagai salah satu jalan diampuninya dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa pada malam harinya merasakan kelelahan dari kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni.” (HR Ahmad)
Kemudian dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya ada dosa yang tidak ditebus dengan pahala salat, zakat atau pun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesusahan mencari nafkah penghidupan.” (HR Thabrani
3. Pahala Sedekah
Menafkahi diri sendiri dari bekerja termasuk dalam hitungan sedekah. Hal ini dijelaskan dalam hadits dari Miqdam bin Ma’dikarib, Rasulullah SAW bersabda, “Sesuatu apa pun yang engkau berikan sebagai makanan kepada dirimu, maka itu merupakan sedekah.” (HR Ahmad)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga menggambarkan hasil kerja yang tidak membuahkan hasil apa-apa atau dalam kondisi rugi, maka itu sudah mendapat pahala sedekah sebagaimana Nabi SAW bersabda, “Setiap muslim yang menanam satu tanaman atau menyemai satu semaian lalu (buahnya) dimakan oleh manusia atau binatang, maka ia itu dianggap telah bersedekah.” (HR Bukhari)
4. Menghindarkan Diri dari Kehinaan
Bekerja juga sebagai bentuk upaya menghindarkan diri dari kehinaan dan bentuk meminta-minta. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta, baik diberi atau tidak.” (HR Bukhari)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik dari hasil usahanya sendiri dan Nabi Daud AS juga makan dari usahanya sendiri.” (HR Bukhari)