Formappi: 48 Dari 575 Caleg Terpilih Terindikasi Dinasti Politik

Menjelang pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dijadwalkan pada 1 Oktober 2019, Forum Masyarakat Perduli Parlemen (Formappi) mengeluarkan hasil kajiannya mengenai peta konstelasi calon anggota legislatif (caleg) DPR RI terpilih periode 2019-2024. Berdasarkan catatan Formappi, dari 574 caleg terpilih, terdapat 48 anggota yang berpotensi memunculkan dinasti politik.

Peneliti Formappi Lucius Karus merincinya dalam diskusi “Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019” di kantornya, Matraman, Jakarta Timur, Kamis, 5/9/19. Dia bilang, 48 anggota tersebut memiliki hubungan kekerabatan dengan kepala daerah.

Mereka tersebar di tujuh partai politik antara lain: Gerindra dengan 5 orang caleg, Golkar 9 caleg, Nasdem 8 caleg, PAN 5 caleg, Partai Demokrat 6 caleg, PDI Perjuangan 10 caleg, PKB 2 caleg, serta PKS 3 caleg.

Ia menyebut, misalnya, Caleg Partai Gerindra dari Dapil Kalimantan Timur, yakni Budisatrio Djiwandono. Ia merupakan anak dari mantan Gubernur BI Sudrajat Djiwandono dan keponakan Prabowo Subianto. Juga caleg Partai Golkar, Adde Rosi, yang terpilih di Dapil Banten I. Adde, berdasarkan catatan Formappi, merupakan istri dari Wagub Banten, Andika Hazrumy, yang berarti Adde adalah menantu Ratu Atut.

“Dari Partai Nasdem, terdapat Prananda Surya Paloh yang menjadi caleg terpilih dari daerah pemilihan Sumatera Utara I. Ia merupakan putra dari Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh,” tutur Lucius.

Selanjutnya, papar Lucius, adalah Caleg PAN Hanafi Rais dari dapil Yogyakarta. Hanafi sendiri merupakan anak dari Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais. Lalu ada Eddhi Baskoro yang terpilih di Dapil Jawa Timur. Pria yang akrab disapa Ibas itu merupakan anak dari Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Ada juga dari PDI Perjuangan yaitu Puan Maharani dari dapil Jawa Tengah. Puan adalah anak dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri,” terangnya.

Dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), terdapat Bertu Merlas yang terpilih di Dapil Sumatera Selatan. Ia merupakan adik dari Gubernur Sumsel, Herman Heru.

Terakhir, dari Partai Keadilan Sejahterah (PKS), ada Nevi Zuairina yang terpilih di Dapil Sumatera Barat. Ia merupakan Istri dari Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Lucius mengatakan, potensi munculnya dinasti partai politik sangat penting untuk dikritisi. Sebab, oligarki yang terjadi di tubuh parpol begitu terlihat jelas. Apalagi sistem perekrutan yang memberikan kemudahan bagi kader yang memiliki hubungan kekeluargaan.

“Mereka karir politiknya berjalan dengan cerah, baru daftar tiba-tiba jadi Sekjen. Itu parpol tak punya harapan jadi pilar demokrasi jika elit-elitnya masih dikuasai satu keluarga atau satu kelompok yang berjejaring secara kekerabatan,” imbuhnya.

Dia juga khawatir, jika parlemen dikuasai oleh anggota yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan elite politik, peluang untuk korupsi pun semakin terbuka.

Alasannya, urusan kebijakan negara bisa diselesaikann dalam forum keluarga dan tidak resmi. “Hal-hal ini yang membuat DPR akan memelihara situasi penuh ketertutupan, situasi yang mendukung korupsi. Karena kita sekarang memiliki peran yang sama agar semua lembaga negara bebas dari korupsi,” tuturnya. [moeslimchoice]