Wisata  

Tahu Gimbal, Kuliner Favorit Warga Semarang: Racikan Haji Edy Hingga Pak Man

Terbuat dari kedelai, tahu mempunyai tekstur lembut yang bisa disesuaikan dengan berbagai cita rasa karena tahu mudah menyerap bumbu. Bahan ini bisa diolah dengan gaya hidangan tradisional maupun modern, dari tahu goreng yang renyah hingga sup tahu yang lembut dan menghangatkan.

Kelebihan dari olahan tahu ada pada sifatnya yang bisa masuk menyesuaikan dengan berbagai olahan masakan, baik yang digoreng, dikukus, maupun ditumis. Tahu adalah olahan yang mudah diolah dijadikan hidangan atau sebagai pelengkap hidangan.

Seperti salah satunya olahan tahu dari Semarang tahu gimbal. Nama “Gimbal” sendiri berasal dari salah satu komponen yang disajikan bersama tahu ini. Gimbal ini sebutan untuk udang yang diolah bersama tauge, tepung dan dijadikan bakwan, lalu disajikan bersama tahu dan bumbu kacang.

Di Semarang sendiri, banyak tempat makan yang menyajikan menu tahu gimbal. Salah satunya ada tempat makan pinggir jalan yang sudah buka sejak 1972, tempat makan ini dikenal dengan nama Tahu Gimbal Haji Edy. Walaupun sudah lama berdagang. Belum lama ini Tahu Gimbal Haji Edy menjadi buah bibir di media sosial.

Apa yang Gimbal dari Tahu Gimbal?
Menariknya, kali ini yang menjadi pembicaraan di internet, bukan tentang rasanya yang enak. Tetapi karena sebuah fenomena unik yang di mana jika kita berkunjung ke Jl. Pandanaran, Mugassari, Kec. Semarang Sel. Di sepanjang jalan itu kita akan menemui banyak tempat makan yang hidangan utamanya tahu gimbal.

Namun tak hanya itu saja, di jalan ini kita akan melihat tiap tempat makan mempunyai nama “Edi” seolah sepanjang jalan ini ada tempat makan dengan ruang makan yang luas. Namun, sebenarnya di ruas jalan ini ada lebih dari 5 tempat makan dengan pemilik yang berbeda.

Pasalnya, meski semua bernama Tahu Gimbal Haji Edy, beberapa tempat makan ini ada yang membedakan dari desain banner ataupun beda penulisan antara ‘Edy’ dan ‘Edi’. Usut demi usut, ternyata hanya ada 1 tempat makan Tahu Gimbal Haji Edy yang asli di antara deretan tempat makan yang punya nama sama ini.

Melalui interview bersama Edy di beberapa konten kuliner YouTube, dia mengatakan kalau pedagang lainnya di sini hanya ikut nama karena tren. Sedangkan tempat makan Tahu Gimbal Haji Edy yang asli memasang beberapa sertifikat terkait pencapaiannya sebagai kuliner legendaris yang sudah buka sejak lama.

Di tempat makan Haji Edy juga terdapat foto beliau dan tulisan yang menegaskan jika Tahu Gimbal Haji Edy yang asli sejak 1972 tidak membuka cabang di tempat lain.

Berbicara tentang rekomendasi tempat makan tahu gimbal, di Semarang ada lagi tempat makan dengan menu utama tahu gimbal selain di tempat makan Haji Edy. Berlokasi di Jl. Plampitan No.54, Bangunharjo, tempat makan ini dikenal dengan nama Tahu Gimbal “Lumayan”.

Uniknya, tempat ini sudah buka lebih awal dibanding Tahu Gimbal Haji Edy. Tahu Gimbal “Lumayan” ini pertama kali buka di tahun 1950 oleh lelaki yang dikenal sebagai Pak Man.

Kini 74 tahun berlalu, Tahu Gimbal “Lumayan” dikelola Wati, generasi kedua penerus Pak Man. Yang membuat tahu gimbal disini populer adalah pemilihan udang yang digunakan relatif berukuran besar dan juga satu porsi disini cukup banyak untuk 1 orang.

Siapa sangka hanya olahan tahu dan bumbu kacang bisa buka sejak tahun 90an? Jadi kalau Kawan GNFI ke Semarang, mau coba tahu gimbal yang mana?