Memiliki peluang gaji sebesar puluhan juta hingga ratusan juta rupiah per bulan, kerja remote di luar negeri tentu menjadi profesi yang diidam-idamkan banyak orang.
Kerja dengan sistem remote atau jarak jauh telah menjadi salah satu kultur yang cukup populer di kalangan perusahaan dan pemberi kerja saat ini.
Selain mengurangi biaya operasional bagi perusahaan, kerja dengan sistem remote juga bisa memberikan kelonggaran untuk para karyawan. Pasalnya, sistem kerja ini tergolong cukup fleksibel, tidak terpaku oleh ruang dan waktu.
Ditambah lagi, jika mendapatkan pekerjaan tersebut dari perusahaan luar negeri, Anda berpeluang mendapatkan gaji sampai dua digit atau bahkan tiga digit per bulan!
Berapa Gaji Kerja Remote di Luar Negeri?
Mendapatkan pekerjaan dari perusahaan luar negeri dengan sistem kerja memang menjadi impian bagi sebagian orang.
Bagaimana tidak, pekerjaan ini bisa memberikan kenyamanan sekaligus penghasilan yang tidak main-main. Memang, berapa gaji yang bisa didapatkan pekerja remote di luar negeri?
Sebetulnya, besaran gaji kerja remote di luar negeri cenderung beragam, tergantung pada posisi dan lokasi perusahaannya.
Misalnya saja, untuk posisi yang cukup krusial, seperti DevOps Engineer (pengembang perangkat lunak atau aplikasi), rata-rata gaji yang didapatkan berkisar antara US$80 ribu-US$100 ribu atau Rp1,28 miliar-Rp1,6 miliar per tahun!
Itu artinya, kisaran gaji per bulan untuk DevOps Engineer dari perusahaan luar negeri yang bekerja dengan sistem remote berada di angka US$6.667-US$8.334 atau Rp107 juta-Rp133,7 juta per bulan.
Sementara itu, mengutip dari laman ziprecruiter.com, rata-rata gaji per jam untuk para pekerja jarak jauh di Amerika Serikat berada di kisaran US$30,44 per 7 Desember 2024.
Dengan demikian, jika pekerja jarak jauh di Amerika Serikat bekerja selama 8 jam sehari dan 22 hari kerja setiap bulannya, maka total penghasilan yang didapatkan berada di angka US$5.357,44 atau Rp86,03 juta per bulan.
Cara Kerja Remote di Luar Negeri
Jika tertarik bekerja remote di luar negeri, cara yang dapat Anda lakukan bisa dimulai dari riset, membangun portofolio yang menarik, dan mencari lowongan di berbagai website yang tersedia.
Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Melakukan Riset
Pertama-tama, Anda bisa melakukan riset terlebih dahulu terkait dengan sistem dan kebijakan kerja di luar negeri, seperti pajak yang harus dibayarkan, perbedaan zona waktu, serta bahasa yang digunakan.
Umumnya, pajak penghasilan (PPh) di setiap negara akan bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing pemerintah. Contohnya, tingkat pajak penghasilan Amerika Serikat sendiri berada di angka 37 persen.
Di samping itu, perbedaan zona waktu juga menjadi salah satu yang perlu Anda perhatikan dan pertimbangkan saat ingin bekerja remote di luar negeri.
Jika Anda memilih bekerja jarak jauh dari perusahaan asal Amerika Serikat, akan ada perbedaan waktu selama 10 jam yang wajib dipertimbangkan. Jadi, sebelum bekerja, pastikan apakah perbedaan zona waktu ini bisa menimbulkan masalah atau tidak.
2. Mengembangkan Keterampilan Pribadi
Bekerja dengan sistem remote dari perusahaan luar negeri akan membuat Anda perlu menangani berbagai masalah sendiri.
Dengan demikian, mengembangkan keterampilan pribadi merupakan hal yang penting untuk dilakukan jika ingin bekerja dengan sistem jarak jauh. Adapun beberapa keterampilan pribadi tersebut, yaitu:
Mampu menggunakan aplikasi pendukung untuk kerja dengan sistem jarak jauh, seperti aplikasi video conference, aplikasi manajemen proyek, serta aplikasi HRIS (Human Resource Information System).
Mampu manajemen waktu dengan baik.
Paham mengenai keamanan siber (cyber security).
Mahir menggunakan bahasa yang digunakan di perusahaan.
Mampu bekerja secara mandiri.
Beberapa keterampilan tersebut pada dasarnya bisa dipelajari dengan mengikuti berbagai kursus, pelatihan, hingga bootcamp. Jadi, jangan ragu untuk mengembangkan keterampilan pribadi Anda jika ingin bekerja remote di luar negeri.
3. Membangun Portofolio dan Personal Branding yang Menarik
Tidak kalah penting, Anda perlu membangun portofolio yang menarik dengan terlibat aktif pada berbagai project freelance, tugas dari kursus, hingga kolaborasi tim selama bekerja di perusahaan sebelumnya.
Tak hanya portofolio, penting pula untuk membangun personal branding di platform global, seperti LinkedIn, agar bisa merebut hati recruiter dari perusahaan luar negeri.
Caranya, Anda bisa menampilkan pengalaman kerja, portofolio, serta keterampilan yang relevan di dalam profil LinkedIn. Kemudian, jangan lupa untuk aktif di dalam komunitas LinkedIn dengan berbagi artikel serta insight menarik di bidang Anda.
4. Mencari Lowongan Kerja Remote di Luar Negeri
Terakhir, Anda bisa mencari lowongan kerja remote di luar negeri melalui berbagai situs atau laman khusus, seperti:
We Work Remotely: platform yang digunakan perusahaan luar negeri untuk mencari pekerja remote full-time.
UpWork: Platform untuk freelance dari berbagai belahan dunia.
Remote.co: Platform yang menyediakan posisi remote full-time hingga part-time.
FlexJobs: Platform yang menyediakan pekerjaan dengan sistem fleksibel, termasuk untuk pekerjaan freelance maupun remote.
Toptal: Platform yang menghubungkan perusahaan dengan para pekerja remote. Platform ini menerapkan proses seleksi yang sangat ketat.(Sumber)