News  

5 CEO Terlibat Skandal dan Masalah Hukum Sepanjang Tahun 2024

Sebagai CEO perusahaan aplikasi pesan instan terkemuka di dunia, Pavel Durov terlibat dalam masalah hukum yang membuatnya harus mendekam di jeruji besi. Tak hanya Pavel Durov, ternyata masih ada beberapa CEO dari perusahaan lainnya yang terjerat masalah hukum di sepanjang tahun 2024.

Memimpin perusahaan memang menjadi salah satu tanggung jawab besar yang dipikul oleh seorang CEO (Chief Executive Officer). Tanggung jawab besar ini tentu sebanding dengan kompensasi yang mereka dapatkan, baik secara materiel maupun nonmateriel.

Namun sayangnya, beberapa CEO dari perusahaan besar tidak menunjukkan profesionalitasnya dalam memimpin perusahaan dengan terlibat pada masalah hukum yang tidak main-main, bahkan ada yang terseret dalam kasus pengedaran narkoba!

Daftar CEO yang Terlibat Masalah Hukum di Sepanjang Tahun 2024
1. Pavel Durov (CEO Telegram)
Pavel Durov selaku CEO perusahaan penyedia aplikasi pesan instan terkemuka di dunia, yakni Telegram, menjadi orang pertama yang masuk ke dalam daftar CEO bermasalah pada tahun 2024.

Pavel Durov diketahui telah melakukan berbagai tindak kejahatan, termasuk pencucian uang, pornografi anak, hingga perdagangan narkoba.

Penyidikan terkait dengan skandal CEO Pavel Durov ini telah dilakukan sejak 8 Juli 2024 oleh pengadilan Prancis. Akhirnya, Durov secara resmi ditangkap di Bandara Bourget Prancis pada 24 Agustus 2024.

2. Bang Si Hyuk (CEO HYBE)
Pada pertengahan tahun 2024, dunia K-Pop dihebohkan dengan skandal yang melibatkan salah satu label terbesar di Korea Selatan, yakni HYBE.

Dalam skandal tersebut, nama Bang Si Hyuk selaku CEO HYBE juga ikut terseret. Masalah ini dimulai ketika Min Hee Jin mundur dari jabatannya sebagai CEO ADOR, anak perusahaan HYBE, setelah HYBE yang dipimpin oleh Bang Si Hyuk melakukan audit internal.

Dari kabar yang beredar, audit internal HYBE dilakukan karena terdapat rumor yang mengatakan bahwa Min Hee Jin ingin mengakuisisi ADOR sepenuhnya agar berpisah dari HYBE.

Masalah tersebut semakin memanas ketika Min Hee Jin mengklaim bahwa terdapat dugaan plagiarisme pada sesama anak perusahaan HYBE.

Menanggapi kasusnya yang terus membesar, Majelis Nasional Korea Selatan pun memutuskan untuk melakukan audit terhadap label yang dipimpin oleh Bang Si Hyuk tersebut.

Dari hasil audit oleh Majelis Nasional Korsel, ditemukan dokumen internal yang memuat berbagai aktivitas melanggar etika yang dilakukan oleh label HYBE.

Salah satunya adalah strategi membuat komentar negatif dari staf HYBE terhadap beberapa grup K-Pop terkenal, seperti TWICE, BLACKPINK, hingga AESPA.

3. Adrian Gunadi (Eks CEO Investree)
Beralih ke Indonesia, Adrian Gunadi selaku mantan CEO Investree juga terlibat dalam masalah hukum pada tahun 2024.

Pada Desember 2024, Adrian Gunadi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana di sektor jasa keuangan. Pasalnya, Adrian diduga telah menghimpun dana tanpa izin.

Sebelumnya, Adrian Gunadi telah diberhentikan dari posisinya sebagai CEO Investree pada 2 Februari 2024, tepat ketika perusahaan pinjaman daring ini memiliki tingkat kredit macet yang cukup tinggi.

Kemudian, pada 21 Oktober 2024, izin usaha Investree dicabut oleh OJK karena melanggar ketentuan ekuitas minimum dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI).

Selanjutnya, pada 28 Oktober 2024, terdapat 22 lender (orang atau badan hukum yang memberikan pinjaman) yang menggugat PT Investree Radika Jaya secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas dugaan perbuatan melawan hukum.

Salah satu penggugatnya, Dessy Andiwijaya, mengatakan bahwa Investree tidak kunjung memenuhi kewajibannya selama hampir dua tahun.

4. Gibran Huzaifah (CEO eFishery)
CEO eFishery, Gibran Huzaifah, disebut-sebut terlibat dalam dugaan penggelapan dana perusahaan.

Dugaan ini mulai muncul setelah beberapa investor kakap curiga dengan kejanggalan dalam laporan keuangan perusahaan.

Karena hal ini, posisi Gibran sebagai CEO startup akuakultur tersebut ditangguhkan pada Desember 2024 seiring dengan proses investigasi yang sedang berjalan.

Tak hanya Gibran, Chrisna Aditya juga resmi melepaskan jabatannya selaku CPO (Chief Product Officer) eFishery.

Kini, eFishery beroperasi di bawah arahan Adhy Wibisono, sebagai interim CEO, dan Albertus Sasmitra selaku Interim CFO. Keputusan ini diambil sesuai dengan kesepakatan bersama para shareholder perusahaan.

5. Carlos Tavares (CEO Stellantis)
Terakhir, Carlos Tavares selaku CEO Stellantis juga masuk ke dalam daftar CEO yang terlibat dalam suatu skandal di sepanjang tahun 2024.

Stellantis sendiri merupakan perusahaan manufaktur otomotif multinasional yang berkantor pusat di Amsterdam, Belanda.

Sebagai CEO Stellantis, Carlos dikenal kerap membuat keputusan-keputusan yang agresif. Salah satu yang paling mencolok adalah keputusannya untuk menekan biaya produksi serta meningkatkan laba dalam program Dare Forward 2030.

Pada dasarnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan berfokus pada kendaraan listrik. Namun, strategi tersebut dinilai terlalu berlebihan, bahkan bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan.

Keputusan Carlos dianggap terlalu mengabaikan masukan dari konsumen dan dealer secara luas. Akhirnya, ia secara tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Stellantis pada awal Desember 2024.(Sumber)