Peneliti Politik Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai kasus yang menimpa Hasto tidak lepas dari dinamika kekuasaan yang melibatkan aktor-aktor utama di lingkaran pemerintahan.
Ia memandang, situasi ini mencerminkan pertarungan antar aktor kekuasaan yang telah lama terjadi.
Pada satu sisi, Firman melihat, fenomena ini baik karena ada saling kontrol di antara elit. Namun, konflik seperti ini sering kali hanya terbuka ketika ada gesekan di dalamnya. “Ini adalah bagian dari jaring-jaring kekuasaan dan kepentingan,” ujar Firman.
Firman menjelaskan, penetapan tersangka ini mencerminkan konflik internal yang telah lama terpendam.
Dalam kondisi normal, elite politik cenderung melindungi satu sama lain melalui mekanisme politik kartel.
Namun, ketika kepentingan mulai bertabrakan, kasus-kasus yang selama ini tertutup akhirnya terungkap.
Meski demikian, Firman menilai demokrasi yang sehat seharusnya mendorong penyelesaian kasus korupsi secara tuntas dan berkeadilan.
“Kalau memang ada persoalan korupsi, seharusnya diselesaikan sejak awal, bukan ketika sudah ada tekanan atau gesekan politik,” tegasnya.
Mengenai munculnya isu lingkaran PDIP memegang dokumen yang disebut sebagai “kotak Pandora” ini, Firman mengimbau agar informasi tersebut segera disampaikan ke publik jika memang relevan.
“Jangan sampai menunggu situasi memanas baru mengungkapkan data secara bertahap. Kalau memang ada data yang penting untuk kepentingan keadilan, lebih baik disampaikan secara transparan,” kata Firman.
Ia juga menegaskan, langkah saling serang dengan mengungkap informasi hanya saat diserang bukanlah cara yang elegan.
Hal ini justru dapat memperpanjang konflik dan menghambat penyelesaian masalah secara substansial.
Firman juga menyoroti kepemimpinan baru di tubuh KPK. Menurutnya, pimpinan baru harus menunjukkan konsistensi dalam penanganan kasus besar seperti ini.
Menurut Firman, saat ini adalah momentum awal yang baik, dan masyarakat berharap KPK dapat terus menjaga integritasnya.(Sumber)