News  

Eks Stafsus Menkeu Sri Mulyani, Yustinus Prastowo Kritik Keras Luhut: Plintat Plintut!

Eks Stafsus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mempertanyakan plintat-plintutnya Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan terkait para pengemplang pajak.

Dikutip dari akun media sosial (medsos) X yakni @prastow, Kamis (16/1/2025), dia menyebut Luhut bergerak zig-zag. Hal itu diketahui dari 2 berita Luhut yang narasinya berlawanan dalam jeda sehari.

“Saya makin bingung dengan langkah zig-zag seperti ini. Baru ngomong heroik akan mengejar pengemplang pajak dengan teknologi canggih. Lalu usul family office yang jelas akan menjadi celah penghindaran pajak,” tulis Prastowo yang mantan anak buah Sri Mulyani itu.

Dalam akun tersebut, dia mengunggah dua berita berjudul ‘Luhut Ajak 300 Pemuda Bangun Sistem Pencari Pengemplang Pajak’ dan Luhut Usul ke Prabowo Family Office Dibentuk Februari 2025′.

Menariknya, kedua berita itu tayang di situs berita nasional yang sama. Artinya, betapa mudahnya pikiran Luhut berubah. “Jika hal begini berlanjut, rasanya kita akan makin dijauhi investor,” ungkap Prastowo.

Di berita pertama, Luhut ajak 300 anak muda untuk terlibat dalam mengumpulkan penerimaan negara. Caranya dengan ikut membangun sistem perpajakan guna mencari pengemplang pajak jahat.

Luhut mengatakan, pemerintah tengah membangun sistem data terintegrasi bernama GovTech. Ini adalah sistem yang mengintegrasikan data seluruh kementerian/lembaga baik di pusat maupun daerah.

Sedangkan di berita kedua, Luhut bakal mengusulkan pembentukan Family Office kepada Presiden Prabowo Subianto. Paling lambat Februari 2025 harus sudah ada. Sejatinya, ide ini bukan baru. Pernah dilontarkannya kepada Jokowi saat menjabat presiden.

“Lanjut, harus lanjut, presiden setuju mengenai itu, tinggal kita tangani lagi,” kata Luhut.

Ingat, Family Office ini justru membuka peluang bagi maraknya praktik cuci uang. Pemilik uangnya, bisa jadi para pengemplang pajak yang sulit diburu pemerintah Indonesia.(Sumber)