Kabar dugaan penyelewengan dana perusahaan rintisan (startup) eFishery kembali bergulir usai Patrick Sugito Walujo atau Patrick Walujo menilai telah terjadi penipuan sistematis di semua lini perusahaan tersebut.
Patrick Walujo adalah pendiri perusahaan investasi, Northstar Group, yang ikut dalam gelombang pendanaan eFishery pada putaran seri C dan D, hingga startup yang bergerak dalam pengembangan teknologi peralatan pemberi makan ikan dan udang otomatis terintegrasi itu terus mengalami lonjakan valuasi.
“Ini benar-benar memalukan, dan memalukan bagi orang-orang yang telah menjalankan eFishery,” jelas Patrick di Jakarta, Kamis (17/1/2025).
Sorotan terhadap perusahaan rintisan tersebut mencuat usai terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah pekerja hingga pencopotan pendiri dan CEO-nya Gibran Huzaifah. Padahal startup tersebut tercatat memiliki banyak pendanaan.
Lantas apa itu startup eFishery dan isu penyelewengan dana di dalamnya?
Berdiri Sejak 2013
Menyitir situs resmi, eFishery diinisiasi oleh para pendiri, salah satunya Gibran Huzaifah, pada Oktober 2013. Kegiatan produksi dan penjualan startup itu terus berlanjut dan berhasil memproduksi massal eFeeder, alat pemberi makan ikan otomatis pada 2016.
Satu tahun berikutnya, eFishery juga mulai meluncurkan eFeeder Shrimp atau alat pemberi makan udang otomatis.
Pada 2021, eFishery memperbarui bisnisnya menjadi tiga area fokus utama: distribusi ikan, udang, dan produk perikanan.
Capai Status Unicorn pada 2023
eFishery mencapai status unicorn dengan pendanaan Seri D US$200 juta, dan menjadi startup pertama di industri akuakultur dengan valuasi US$1,4 miliar.
Sekadar catatan, unicorn adalah istilah atau gelar yang disematkan kepada perusahaan atau startup yang memiliki nilai valuasi mencapai US$1 miliar.
eFishery mendapatkan suntikan dana segar dalam putaran pendanaan Seri D yang dipimpin oleh 42XFund dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan mengerek valuasinya dari sebesar US$410 juta pada 2022 lalu.
Bukan cuma itu, beberapa investor mancanegara seperti Kumpulan Wang Persaraan (BUMN dana pensiun asal Malaysia), lalu ResponsAbility Investment AG dan 500 Global juga terlibat dalam putaran pendanaan startup ini, berbarengan dengan investor yang sudah ada sebelumnya seperti Northstar Group, Temasek Holdings Pte juga SoftBank Group Corp.
Mulai PHK Karyawan
Usai serangkaian kisah sukses, termasuk meraih pendanaan US$200 juta, startup yang bergerak di sektor perikanan, eFishery mengabarkan harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut Vice President of Public Affairs eFishery Muhammad Chairil langkah ini merupakan efek dari keputusan perusahaan melakukan restrukturisasi dan perubahan strategi bisnis.
“eFishery hari ini mengumumkan penyesuaian struktur organisasi yang berdampak pada sejumlah karyawan. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang sangat matang berdasarkan restrukturisasi dan perubahan strategi bisnis perusahaan, dan eFishery memahami dampaknya terhadap para individu,” ujar Chairil.
Dugaan penyelewengan laporan kinerja dan pendapatan keuangan perusahaan mulai mencuat usai kabar Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya dikabarkan tengah diperiksa, menurut laporan dari DealStreetAsia pada Selasa (17/12/2024).
Gibran dan Aditya diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) eFishery.
eFishery pun mengumumkan adanya pergantian kepemimpinan dan menyampaikan dua posisi yang kosong sementara diisi Adhy Wibisono, sebagai Interim CEO, dan Albertus Sasmitra, sebagai Interim CFO. Meski begitu perusahaan tidak mengonfirmasi alasan pemberhentian sementara Gibran dan Aditya.(Sumber)