News  

Banyak Kejanggalan, Ini 6 Fakta Tewasnya Korban Demo Rusuh DPR Akbar Alamsyah

Ibunda Akbar Alamsyah Menangis Histeris di Pemakaman Putranya

Tewasnya Akbar Alamsyah, korban kerusuhan demo DPR menyisakan teka-teki. Akbar Alamsyah yang menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis 10 Oktober 2019 ini justru dijadikan tersangka.

Akbar Alamsyah meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, setelah 15 hari koma. Tersimpan sederet kejanggalan hingga fakta baru meninggalnya Akbar Alamnyah.

Kakak Akbar Alamsyah, Fitri Rahmayani, mengungkap sederet fakta usai menghadiri pemakaman sang adik. Jenazah Akbar Alamsyah sendiri dimakamkan di tanah wakaf Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Korban demo ricuh di DPR Akbar Alamsyah meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Kamis (10/10/2019) sekitar pukul 17.00 karena mengalami retak pada tempurung kepala.

Menurut penuturan pihak keluarga, Akbar Alamsyah bukan peserta demo. Korban dan temannya datang ke kawasan Slipi hanya untuk menonton. Saat Akbar dan dua temannya tengah asyik menonton demonstrasi, polisi menghampiri mereka dari arah belakang.

Karena takut, Akbar dan dua temannya melarikan diri ke arah yang berbeda. Berikut sederet fakta baru yang berhasil dirangkum terkait tewasnya Akbar Alamsyah.

  1. Akbar alami luka parah di bagian wajah 

Akbar diketahui mengalami luka parah di bagian wajah ketika sang kakak, Fitri Rahmayani menengok keadaannya di RS Polri, Jakarta Timur. Bahkan, Fitri sampai tidak bisa mengenali wajah adiknya sendiri.

“Kepalanya besar kaya pakai helm, kaya semacam tumor. Lebam di bibirnya sampai menutupi lubang hidung, jontor,” ucap dia.

Ketika diajak bicara pun Akbar tidak bisa merespon dengan baik. Dia hanya bisa menggerakkan jari tangan dengan pelan ketika diajak bicara.

“Dia bibirnya kayak orang mau bergetar gitu, mata keadaan tertutup. Tangannya sempat gerak cuma responsnya di RS Polri,” kata dia.

Fitri yakin jika luka yang diterima adiknya bukan karena jatuh dari pagar gedung DPR seperti yang ramai diberitakan media. Dia meyakini jika ada oknum yang tidak bertanggung jawab memperlakukan adiknya hingga seperti itu.

  1. Pihak Rumah Sakit bungkam kepada keluarga

Sebelum Akbar Alamsyah dirujuk ke RS Polri, dia sempat mendapatkan penanganan utama di RS Pelni, Jakarta Barat. Di sana, Akbar sempat dioperasi karena lukanya yang cukup parah.

“Iya karena sudah kondisinya harus dioperasi saking darurat,” ujar Fitri saat ditemui di makaman Akbar Alamsyah di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).

Pihak keluarga pun berupaya meminta hasil CT scan untuk mengetahui penyebab luka yang dialami Akbar. Namun pihak rumah sakit tidak mau memberikan hasil CT scan tersebut. “RS Pelni bungkam,” tambah dia.

Pihak rumah sakit juga tidak memberitahu luka yang dialami Akbar sehingga harus dilakukan operasi. “Dokter bilang kondisi pingsan, enggak tahu pingsan luka atau bagaimana kita enggak dijelasin. Hanya dikasih tahu kondisi kritis,” kata dia.

Selanjutnya, Akbar dirujuk ke RS Polri sebelum akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta Pusat.

  1. Keadaan koma, Akbar Alamsyah jadi tersangka

Akbar ternyata sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi ketika masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta Pusat, (30/9/2019). Surat penetapan tersangka dikirimkan oleh Polres Metro Jakarta Barat ke rumah nenek Akbar yang berada di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan.

“Akbar itu (diam takut menjawab) kita dapat surat dari Polres Jakbar, Akbar itu tersangka. Dari dugaan pengrusakan, penghasut, provokasi,” ujar Fitri.

Keluarga pun kaget menerima surat tersebut. Pasalnya, surat tersebut diterima ketika Akbar dirujuk dari RS Polri ke RSPAD Gatot Soebroto. “Kaget lah, keadaan koma dijadiin tersangka,” kata dia.

Namun sejak saat itu, polisi tidak pernah menghubungi keluarga korban terkait status tersangka Akbar. Bahkan, hingga Akbar meninggal dunia pun pihak polisi belum ada yang menghubungi keluarga.

  1. Keluarga tak mau visum jasad Akbar

Fitri merasa ada kejanggalan di balik kematian adiknya, Akbar Alamsyah. Sempat terbersit niat keluarga untuk mengajukan visum untuk mengetahui penyebab utama meninggalnya Akbar. Namun, keinginan itu diurungkan lantaran tidak tega jenazah harus dibedah.

“Tadinya saya ingin visum. Cuma saya kira visum cuma di-scan, ya. Ternyata harus dibongkar,” kata dia saat ditemui usai pemakaman Akbar Alamsyah di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).

Kejanggalan yang diyakini Fitri bermula ketika melihat luka lebam di wajah Akbar. Ada beberapa luka di bagian wajah Akbar yang tidak lazim. Bahkan, Akbar harus menjalani cuci darah di Rumah Sakit Polri karena infeksi saluran kandung kemih.

“Akbar itu enggak punya penyakit apa-apa, tapi tiba-tiba cuci darah. Ada infeksi saluran kandung kemih,” ungkap Fitri.

Fitri yakin Akbar meninggal karena perilaku oknum yang kurang bertanggung jawab. Maka dari itu, dia berharap adanya pihak yang menawarkan bantuan hukum untuk mengungkapkan kejanggalan di balik meninggalnya Akbar.

“Ingin banget (ada bantuan hukum). Kami cuma ingin tahu orangnya siapa. Dia apain adik saya,” kata dia.

  1. Kata polisi soal Akbar jadi tersangka

Secara terpisah, Polda Metro Jaya membenarkan jika Akbar Alamsyah telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan Akbar ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan saat aksi unjuk rasa di Kompleks Parlemen Senayan pada 25 Oktober 2019 lalu.

Berdasarkan keterangan saksi, Akbar ikut terlibat dalam penyerangan terhadap petugas dengan melempari dengan batu, botol plastik, dan bom molotov. Akbar juga turut merusak fasilitas publik saat aksi unjuk rasa.

“Perusuh yang kami tangkap, kami lakukan pemeriksaan, dan tentunya ada saksi yang diperiksa juga. (Ada saksi) yang menyatakan yang bersangkutan (Akbar Alamsyah) ikut melempari petugas, merusak (fasilitas umum),” ungkap Argo.

  1. Akbar ditemukan tergeletak, polisi mengaku menolong

Polisi juga mengklaim jika pihaknya sempat membawa Akbar ke Polres Jakarta Barat dengan alasan memberikan pertolongan. Mereka membawa Akbar ke Polres setelah sebelumnya menemukan Akbar tergeletak di pinggir jalan.

“Jam 01.30 (26 September) ada anggota (bernama) AKP Rango yang bertugas di (Polres) Jakarta Barat menemukan seorang laki-laki (Akbar Alamsyah) tergeletak di trotoar,” kata Argo.

Selanjutnya, petugas membawa Akbar ke Polres Jakarta Barat untuk mendapatkan pertolongan medis. “Urkes (Urusan Kesehatan) Polres Jakarta Barat memberikan pertolongan kepada laki-laki yang diketahui bernama Akbar Alamsyah. Kami lakukan perawatan, kami obati,” ujar Argo. {tribunnews.com}