News  

UGM Tak Bisa Tunjukkan Klaim 36 Bukti Pendukung Keabsahan Ijazah Jokowi

Sejumlah alumni telah bertemu dengan pihak Rektorat dan Dekanat Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa, 15 April 2025.

Akan tetapi, upaya dari para alumni meminta untuk menunjukkan dokumen akademik bahwa Joko Widodo benar-benar lulusan Fakultas Kehuatan tak bisa dipenuhi kampus.

Pihak kampus tidak bisa menunjukkan 36 bukti yang sebelumnya diklaim dimiliki pihak UGM, setelah isu ijazah palsu kembali mencuat.

Salah satu alumni Roy Suryo mengatakan, pihak UGM sebelumnya tidak menyiapkan skripsi Jokowi.

Baru setelah diminta pihak alumni, skripsi itu dihadirkan.

Dari pertemuan itu diketahui, bahwa skripsi Jokowi sangat janggal karena tidak ada tanggal pengesahan.

Selain itu, juga tidak ada nama-nama dan tanda tangan dosen penguji, seperti skripsi pada umumnya.

UGM sendiri juga sudah menyiapkan skripsi dan ijazah pembanding lulusan UGM tahun 1980 di ruangan tersebut yang ternyata ada nama-

“Skripsi Jokowi tidak ada tanggal pengesahan. Tidak ada nama-nama dan tanda tangan dosen penguji,” kata Roy Suryo seusai pertemuan.

“Tidak ada nama Pak Kasmujo, sebagai dosen pembimbing. Jurusan teknologi kayu yang pernah dikatakan Jokowi, tidak ada di UGM, “ jelasnya via kanal YouTube Langkah Anies.

Profesor dari kehutanan tidak pernah ada, “ ucapnya.

Roy menilai wajar UGM tdiak menyiapkan ijazah asli karena Ijazah yang asli dibawa Jokowi.

Seharusnya UGM menyiapkan\ lembar pengesahan untuk membuktikan.

Alumni UGM lainnya, Dr Tifa mengaku sempat protes pihak UGM karena hanya diberi kuota 5 orang.

“Kami ini mewakili 287 juta rakyat Indonesia, kita hanya diberi kuota 5 kursi,” ujarnya.

Di dalam ruangan sudah ada 16 orang, termasuk para alumni tahun 1980 yang membawa skripsi dan ijazah.

“Kami tidak diberikan satu pun dari 36 dokumen, yang memperkuat Jokowi lulusan dari UGM,” kata dr Tifa.

Seharusnya, sesuai Undang-undang keterbukaan informasi, UGM menerima dengan tangan terbuka. UGM itu milik rakyat, bukan milik seseorang.

“UGM jangan menjadi bemper seseorang, jangan jadi pelindung, UGM tidak boleh menutup-nutupi, UGM harus bersama dengan kami,” ungkapnya.

Pihaknya kecewa dan akan walk out karena situasi debat kusir. Menurutnya UGM tidak mampu menyampaikan sebagai marwahnya akademis

“Kami membawa bukti ilmiah akademis, ada tidak dokumen yang bisa disampaikan?,” ujarnya

Dari 16 orang. beberapa orang yang mengaku alumni 1980-an, mereka sudah mempersiapkan ijazah dan skripsi masing-masing.

“Dengan mata kepala, kami jelas melihat, banyak beberapa keanehan. Di skripsi mahasiswa lulusan 1980 ada nama dosen penguji. Di skripsi Jokowi tidak ada dosen penguji,” pungkas dr Tifa. (Sumber)