Presidium GMNI Yusuf Blegur melontarkan kritik tajam terhadap mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sebuah tulisan berjudul “Jokowi dan Tragedi NKRI”, Yusuf menilai bahwa sepuluh tahun pemerintahan Jokowi telah menjadi babak kelam dalam sejarah bangsa Indonesia.
“Dari wajahnya jelas terpancar sinar redup kepura-puraan. Dari mulutnya mengalir air liur kebohongan,” tulis Yusuf dalam pembuka narasi kritiknya yang dikirim ke Radar Aktual, Senin (21/4/2025).
Ia menuding bahwa kepemimpinan Jokowi dipenuhi kepalsuan, bukan hanya dalam retorika tapi juga dalam praktik kekuasaan yang menyasar kepentingan pribadi, keluarga, dan kroni.
Menurut Yusuf, Jokowi telah mengubah orientasi bangsa Indonesia dari bangsa yang bermartabat menjadi bangsa “pengemis, budak, dan amoral.” Ia menuding kebijakan negara di bawah Jokowi penuh konspirasi, manipulasi, dan kamuflase yang menjelma sebagai bentuk kebiadaban massal. “Institusi negara dan aparaturnya telah disulap menjadi alat kekuasaan yang menindas rakyat,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa janji-janji Jokowi, mulai dari produksi mobil Esemka hingga komitmen anti-utang dan impor, hanyalah fatamorgana. “Langit dihiasi kebohongan dan bumi dipenuhi kepalsuan,” tegasnya.
Tak berhenti sampai di situ, Yusuf menilai bahwa era Jokowi adalah simbol kemunduran peradaban bangsa. “Indonesia yang merdeka telah dijajah, Indonesia yang kaya telah menjadi miskin, Indonesia yang religius telah menjadi atheis,” tulisnya, menggambarkan bagaimana Jokowi menurutnya telah menghancurkan fondasi kebangsaan hanya dalam dua periode kepemimpinan.
Yusuf bahkan menyebut bahwa dalam genggaman Jokowi, “Pancasila, UUD 1945, dan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia telah mengalami kematian sejati.” Ia menyimpulkan bahwa Jokowi adalah preseden buruk bagi sejarah kepresidenan di Indonesia, dengan dampak destruktif yang mengancam eksistensi NKRI.