Indonesia, Denmark, dan India, yang sama-sama tampil pincang di Sudirman Cup 2025 justru menghadirkan peta persaingan yang sulit ditebak dalam fase Grup D.
Kisah sedih Indonesia yang harus ditinggal absen Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung,Leo Rolly Carnando pada Sudirman Cup tahun ini tak sepenuhnya jadi hal pilu.
Para pesaing skuad Merah Putih di Grup D nyatanya juga senasib.
Denmark dan India, yang dari awal digadang-gadang bakal jadi musuh sulit Jonatan Christie dkk, ternyata juga pincang.
Denmark harus rela berangkat ke Xiamen, China tanpa Viktor Axelsen, Rasmuse Gemke, Frederik Sogaard, dan Mia Blichfeldt.
Axelsen baru pulih menjalani operasi punggung.
Sedangkan yang lainnya tengah mengalami cedera.
Gemke yang paling terbaru mengalami cedera saat dia tampil di Kejuarsan Eropa 2025 lalu.
Posisi Gemke digantikan Magnus Johanessen yang akan jadi rekan Anders Antonsen dalam memperkuat nomor tunggal putra.
Sementara itu, India pun juga mendapat pukulan telak.
Setelah dari awal terpaksa tidak membawa ganda putri terbaik mereka, Treesa Jolly/Gayatri Pulella Gopichand, skuad Negeri Taj Mahal kembali dihantam kabar buruk.
Ganda putra terbaik mereka, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty terpaksa ditarik mundur.
Salah satu dari mereka kembali mengalami cedera sehingga batal ikut serta bertolak ke Xiamen.
Ironisnya, India bahkan tak mengganti posisi Rankireddy/Shetty.
Ada kemungkinan mereka akan memilih untuk menarik pemain dsri ganda campuran seperti Dhruv Kapila atau untuk bermain rangkap.
Kalaupun jika keadaan memaksa, bukan tak mungkin India akan menurunkan pemain tunggal mereka untuk bermain ganda.
Gebrakan ini bukan hal baru bagi India, seperti yang pernah terlihat saat PV Sindhu pernah diplot main ganda putri dadakan demi strategi order of play.
Hal itu pernah terjadi di Uber Cup 2014 yang berbuah kekalahan menyakitkan bagi Indonesia di semifinal, dan Kejuaraan Beregu Asia 2024 lalu.
Melihat peta persaingan Grup D yang malah semakin susah ditebak karena bertumbangannya para pemain top setiap tim, Indonesia tetap harus hati-hati dalam menghadapi strategi scratch pair yang bisa menentukan urutan main.
Adapun Inggris, keberadan mereka sejak awal hanya jadi tim pesaing yang mau membawa pengalaman.
Hal ini dikatakan oleh Morten Frost selaku pelatih pelatnas Inggris sejak jauh hari, di mana skuad Negeri Raja Charles itu hanya membawa skuad irit.
“Jadi bagi kami, yang terpenting adalah tampil di lapangan tanpa rasa takut, bermain sebaik mungkin dan saya biasanya mengatakan bahwa setiap poin adalah kemenangan,” kata Frost.
“Kami menghadapi tiga tim hebat dan kami hanya perlu belajar darinya,” tandas dia.(Sumber)