Waktu enam bulan tentu belum cukup untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Namun, menyaksikan arah kebijakan pemerintahan saat ini yang belum membangun fondasi kokoh dan lurus, tampaknya tidak terlihat tanda-tanda perubahan fundamental menuju Indonesia yang maju, adil, dan makmur. Kita tidak bisa berharap pada keajaiban jika kondisi seperti ini terus berlangsung.
Setidaknya, ada sepuluh fondasi utama kebangkitan Indonesia yang sampai hari ini belum disentuh secara serius oleh pemerintahan Prabowo:
1. Kemerdekaan dari Penjajahan Baru
Pasca-penjajahan Belanda selama hampir 3,5 abad, kini Indonesia justru dihadapkan pada ancaman dominasi Tiongkok yang secara terang-terangan masuk melalui investasi, proyek infrastruktur, dan penguasaan sumber daya. Hal ini terjadi karena adanya pengkhianat bangsa yang duduk di lembaga-lembaga strategis negara.
2. Dijualnya Kedaulatan Negara kepada Tiongkok
Berbagai proyek raksasa yang melibatkan Tiongkok seperti PIK, reklamasi, pengelolaan tambang, hingga pembangunan infrastruktur strategis, bukan hanya dilindungi negara, tetapi diberi karpet merah. Ini bukan investasi, melainkan bentuk invasi yang merongrong kedaulatan nasional.
3. Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Sehat
Pertumbuhan ekonomi era Jokowi stagnan di angka 5%. Meski diklaim positif, kenyataannya tidak berdampak langsung pada ekonomi rakyat. Kemiskinan tinggi, PHK besar-besaran, serta sulitnya akses kerja dan usaha menjadi indikator ekonomi mikro yang sakit.
4. Terkoyaknya Persatuan Bangsa
Isu Islamofobia yang dikembangkan justru menciptakan kecurigaan antarwarga negara. Umat Islam, terutama yang taat, kerap dimarjinalkan. Bahkan muncul ustaz gadungan yang menghina keturunan Rasulullah SAW. Ini bentuk disintegrasi yang serius.
5. Pemerintahan yang Tidak Bersih dan Tidak Berwibawa
Korupsi telah menjadi budaya. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2024 menempatkan Indonesia di peringkat 99 dengan skor 37. Ini bukti kegagalan pemberantasan korupsi di era Jokowi.
6. Rakyat yang Belum Makmur dan Sejahtera
Rakyat justru terus dibebani, diperas, dan dijadikan sapi perah untuk menopang negara. Eksploitasi ekonomi terhadap rakyat begitu nyata dan menyakitkan.
7. Kepemimpinan yang Lemah dan Tidak Konsisten
Jokowi telah mendapat cap sebagai “King of Lip Service.” Kepemimpinan yang tidak menepati janji membuat rakyat kecewa. Apakah Prabowo akan mengikuti jejak yang sama?
8. Hukum yang Tidak Adil
Hukum seharusnya menjadi pilar kebenaran dan keadilan. Namun yang terjadi, hukum justru dijadikan alat kekuasaan untuk menekan lawan politik.
9. Runtuhnya Moral dan Etika Publik
Tanpa moral dan etika, hukum menjadi tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Perilaku elit yang tidak bermoral hanya memperburuk kepercayaan publik terhadap negara.
10. Rakyat Masih Hidup dalam Ketakutan dan Kelaparan
Tanpa keamanan dan kesejahteraan, segala produk hukum dan kebijakan menjadi sia-sia. Seorang pemimpin dipilih untuk mengabdi, bukan menindas rakyat.
Jika Prabowo tidak segera mengambil tindakan tegas, radikal, dan mendasar untuk membalik arah kebijakan negara, maka ia akan dicatat sejarah sebagai presiden gagal. Rakyat sudah cukup lelah menjadi korban ketidakadilan dan penindasan sistemik.
Oleh: Sholihin MS – Pemerhati Sosial dan Politik
Bandung, 5 Dzulqa’dah 1446 H