Wisata  

Pulau Penyengat, Warisan Sejarah Kesultanan Riau-Lingga di Tengah Lautan Kepri

Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, menyimpan sebuah pulau kecil yang kaya akan kisah sejarah; Pulau Penyengat. Pulau ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang mempesona, tetapi juga warisan sejarah yang mendalam, siap memikat hati setiap pengunjung dengan pesonanya yang unik.

Bayangkan Kawan GNFI melangkah di tanah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga, di mana terdapat banyak situs yang mencerminkan sejarah dan budaya Melayu.

Dari arsitektur masjid yang menawan hingga kuliner khas yang ada, Pulau Penyengat menawarkan berbagai pilihan wisata.

Pulau ini bukan sekadar tempat berlibur, ia adalah perjalanan menelusuri jejak sejarah yang berharga. Siapkah Kawan menjelajahi keindahan dan keajaiban pulau yang dikenal sebagai mutiara sejarah di tengah Lautan Kepri?

Pulau Penyengat, terletak hanya 2 km dari Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, kini menjadi tujuan menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Dengan warisan sejarah dan budaya yang kaya, pulau ini menyediakan pengalaman wisata edukatif dan religius.

Sejarah yang Hidup
Sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga pada abad ke-18, Pulau Penyengat dipenuhi dengan peninggalan bersejarah. Salah satu ikon paling terkenal adalah Masjid Raya Sultan Riau, yang dibangun dengan campuran putih telur dalam adonan semen.

Teknik ini menciptakan arsitektur unik yang tidak hanya memikat para peneliti, tetapi juga menjadi daya tarik bagi pengunjung yang ingin merasakan keindahan dan keanggunan bangunan bersejarah ini.

Di Pulau Penyengat, pengunjung juga dapat menemukan makam Raja Ali Haji, seorang tokoh penting dalam sejarah bahasa Melayu. Dikenal sebagai penulis Gurindam Dua Belas, karya beliau menjadi salah satu sumbangsih terbesar dalam sastra Melayu.

Makam ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga simbol dari warisan intelektual yang terus hidup dan dihargai oleh generasi selanjutnya.

Selain itu, Pulau Penyengat menyimpan berbagai peninggalan lain seperti makam keluarga kerajaan, benteng pertahanan, dan balai adat yang menjadi saksi bisu akan kejayaan masa lalu.

Setiap situs di pulau ini menawarkan cerita dan pelajaran berharga tentang budaya dan sejarah Melayu, mengajak setiap pengunjung untuk merenungkan perjalanan panjang yang telah dilalui oleh masyarakat Melayu di pulau ini.

Kekayaan Kuliner
Selain warisan sejarahnya, Pulau Penyengat juga memiliki berbagai hidangan kuliner yang khas. Salah satu hidangan yang wajib dicoba adalah gonggong, sejenis siput laut yang direbus dan disajikan dengan sambal khas.

Teksturnya yang kenyal dan cita rasa gurih lautnya menjadikannya favorit banyak wisatawan, serta memberikan pengalaman kuliner yang unik dan autentik bagi siapa pun yang berkunjung.

Sebagai pelengkap, jangan lewatkan air dohot, minuman tradisional yang terbuat dari campuran air kelapa muda, jahe, dan rempah-rempah pilihan. Minuman ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga dipercaya memiliki khasiat menyehatkan.

Dengan rasa yang manis dan sedikit pedas, air dohot menjadi pilihan sempurna untuk menemani hidangan berat di pulau ini, menambah kelezatan pengalaman kuliner yang ditawarkan.

Kekayaan kuliner di Pulau Penyengat mencerminkan tradisi dan budaya lokal yang kaya, menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas pulau ini. Setiap hidangan menawarkan rasa yang khas dan unik.

Akses dan Fasilitas Wisata
Pengunjung dapat mencapai Pulau Penyengat dengan perahu motor dari pelabuhan Tanjungpinang dalam waktu sekitar 15 menit. Untuk mendukung kenyamanan wisatawan, pulau ini kini dilengkapi dengan berbagai fasilitas:

Penginapan: Beberapa pilihan akomodasi seperti Penginapan Sulthan, Aisyah Homestay, dan OYO Sulthan Penyengat Syariah ideal bagi wisatawan yang ingin menikmati malam di pulau yang tenang.

Becak Listrik: Moda transportasi ramah lingkungan ini menjadi pilihan utama untuk berkeliling dan menikmati situs-situs sejarah.

ATM dan Warung: Tersedia fasilitas ATM dan warung kecil yang menjual makanan ringan dan kebutuhan harian.

Pusat Informasi Wisata dan Pemandu Lokal: Disediakan untuk membantu pengunjung memahami latar belakang sejarah dan budaya setiap situs penting.
Suasana yang Menenangkan

Keramahan warga lokal dan suasana damai pulau ini menambah daya tarik bagi siapa saja yang ingin merasakan nuansa sejarah di tengah keindahan alam. Pemerintah setempat terus berupaya mengembangkan infrastruktur dan promosi pariwisata di Pulau Penyengat.

Pulau Penyengat meninggalkan kesan mendalam bagi banyak wisatawan. Salah satunya adalah Rizad, seorang pengunjung asal Pekanbaru yang mengaku terkesan dengan kekayaan sejarah dan keramahan warga lokal.

Alam Syarizal, seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa banyak pengunjung yang datang karena penasaran dengan sejarah tempat itu. Ia menambahkan bahwa mereka sering terkesan dengan keindahan masjid, kelezatan makanan, dan keseruan menjelajahi pulau menggunakan becak listrik.

Alam Syarizal juga menyatakan bahwa pengalaman tersebut membuat pengunjung merasa seolah kembali ke masa lalu, namun tetap dalam kenyamanan yang modern. Ia menegaskan bahwa banyak yang berniat untuk kembali lagi.

“Saya datang ke sini karena penasaran dengan sejarahnya, tapi ternyata lebih dari itu. Masjidnya indah, makanannya enak, dan becak listriknya bikin keliling pulau jadi seru. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, tapi tetap nyaman. Saya pasti akan kembali lagi,” ujar Rizad sambil tersenyum.

Hal ini diungkapkan oleh Alam Syarizal warga setempat yang disampaikan kepada media ini.

Pengalaman serupa juga dirasakan banyak wisatawan lainnya, yang menyebut Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata yang unik dan sarat makna. Gabungan sejarah, budaya, kuliner, dan suasana damai menjadikannya pilihan ideal untuk berwisata sambil belajar dan bersantai.

Pulau Penyengat bukan sekadar destinasi wisata, ia adalah jendela ke masa lalu yang mengajak kita untuk merenungkan warisan budaya yang kaya dan penuh makna. Dengan setiap langkah di pulau ini, Kawan akan merasakan jejak sejarah yang membentuk identitas Melayu dan menghidupkan kembali kisah-kisah yang mungkin terlupakan.