Selain menjalankan puasa wajib di bulan Ramadan, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan berbagai puasa sunah yang penuh keutamaan. Salah satu puasa sunah yang sangat dianjurkan adalah puasa Ayyamul Bidh.
Puasa sunnah ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana bunyi hadits dari Abu Dzar RA,
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh 13, 14, dan 15.” (HR Ahmad dan At Tirmidzi)
Puasa Ayyamul Bidh dikenal memiliki keutamaan luar biasa, yakni pahalanya seperti berpuasa sepanjang masa. Ibadah ini menjadi salah satu cara meraih keberkahan dan pahala besar hanya dengan tiga hari puasa setiap bulan.
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Menukil buku Panduan Praktis Ibadah Puasa karya Drs. E. Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim, Lc., puasa Ayyamul Bidh adalah ibadah puasa sunah yang dilakukan selama tiga hari dalam sebulan. Puasa ini dilaksanakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah.
Penamaan “Ayyamul Bidh” secara bahasa merujuk pada malam-malam yang cerah karena bulan bersinar terang pada pertengahan bulan. Amalan ini menjadi salah satu bentuk ibadah sunah yang dianjurkan untuk dirutinkan setiap bulan.
Menjalankan puasa Ayyamul Bidh dipandang setara dengan berpuasa setiap hari. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang menyatakan:
“Puasa tiga hari setiap bulan, bagaikan puasa selama hidup (sepanjang masa)” (Muttafaq alaih).
Keutamaan puasa Ayyamul Bidh yang disamakan dengan puasa sepanjang masa juga tercermin dalam kisah Abu Dzar Al-Ghifari. Dalam kisah tersebut, Rasulullah SAW menganjurkan beliau untuk rutin menjalankan puasa Ayyamul Bidh sambil menjelaskan besarnya pahala yang akan diperoleh.
“Kami diperintah oleh Rasulullah SAW agar berpuasa sebanyak tiga hari di setiap bulan, yakni pada hari-hari cemerlang tanggal 13, 14 dan 15. Sabdanya bahwa, ‘puasa itu seperti puasa sepanjang masa’.” (HR. Nasa’i).
Selain itu, keutamaan puasa Ayyamul Bidh adalah karena ibadah ini merupakan kebiasaan yang rutin dilakukan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. Dengan menjalankannya, kita ikut meneladani sunnah beliau dan menjaga amalan yang dicontohkan langsung oleh Nabi.
Keutamaan ini didasarkan dari hadits berikut,
“Rasulullah SAW tidak pernah berbuka (selalu berpuasa) pada Ayyamul Bidh, baik beliau berada di rumah maupun sedang bepergian.” (HR An-Nasa’i)
Niat dan Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh
Untuk mendapatkan keutamaan puasa Ayyamul Bidh tentu seorang Muslim perlu memahami niat dan tata caranya dengan benar.
Menukil buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa, berikut adalah lafaz niat puasa Ayyamul Bidh yang bisa diamalkan oleh umat Muslim.
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah ta’âlâ.”
Tata cara puasa Ayyamul Bidh pada dasarnya sama seperti puasa pada umumnya, dimulai sejak waktu Subuh dan berakhir saat Maghrib tiba. Perbedaannya terletak pada niat yang dilafalkan khusus untuk puasa Ayyamul Bidh.
Selama menjalankan puasa ini, umat Islam wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Di antaranya adalah makan minum dan berhubungan suami istri di siang hari hingga waktu berbuka tiba.
Mengenai waktu pelaksanaannya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, puasa Ayyamul Bidh dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah. Tiga hari tersebut dikenal dengan sebutan hari-hari putih karena bulan yang bersinar terang di malam hari.
Sebagai umat Islam kita dapat merutinkan puasa ini setiap bulannya sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, puasa ini juga merupakan cara untuk mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW yang selalu melaksanakannya sepanjang hidup beliau.
Wallahu a’lam.