Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji mewanti-wanti kondisi regenerasi kependudukan di Indonesia. Pasalnya, menurut perhitungan yang dilakukan, sudah ada tanda-tanda mandeknya pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Puncaknya pada tahun 2070, Wihaji mengatakan pertumbuhan penduduk kita sudah mentok. Kondisi ini mengkhawatirkan, sebab kuantitas penduduk menjadi penting dalam salah satu instrumen pembangunan nasional.
“Nanti pada titik tertentu untuk kependudukan, pada tahun 2070 prediksinya jumlah penduduk kita sudah mentok, sudah tidak bisa naik lagi,” tutur Wihaji dikutip redaksi Golkarpedia dalam sambutannya saat menghadiri Talkshow dengan tajuk ‘Membangun Sumber Daya Manusia dan Kependudukan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045’ di kantor DPP Partai Golkar pada Kamis (15/05).
Sebagai bukti, Menteri Wihaji menyodorkan data terkait FTR atau angka kelahiran total di suatu wilayah terutama perkotaan di Indonesia semakin menurun. Saat ini angka kelahiran di kota besar seperti Jakarta sudah mencapai 1 koma.
“Hati-hati kalau kita tidak kendalikan dengan baik, akan seperti Jepang atau Korea Selatan. Dan TFR (total fertility rate) di perkotaan sudah satu koma, artinya rata-rata perempuan Indonesia normalnya hari ini punya anak 2, tapi di perkotaan hanya punya anak 1. Di Jepang, minus,” tambah Wihaji.
Selaras dengan persoalan angka kelahiran, Wihaji juga memaparkan mengenai masalah yang dihadapi para Lansia (Lanjut Usia). Jika menumbuhkan laju penduduk merupakan kerja berbagai sektor, maka dalam persoalan mengurus Lansia, Wihaji meyakini kementeriannya dapat menghadirkan terobosan progresif.
“Kita punya program namanya Lansia Berdaya, biar negara hadir. Problem Lansia itu satu, kesepian. Karena itu supaya tidak kesepian saya bikin aktivitas namanya sekolah Lansia, S1, S2, S3. S1 itu nyanyi-nyanyi, S2 jalan-jalan, S3 persiapan,” sebut Wihaji yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Melalui program Lansia Berdaya, Wihaji berkomitmen menyediakan berbagai kemudahan akses bagi Lansia untuk mengisi hari-hari tuanya. Seperti diskon pesawat, kereta api, berobat dan berbagai tempat destinasi wisata.
“Jadi ibu hamil kita urus, ibu menyusui kita urus, remaja kita urus, Lansia kita urus. Dalam Lansia berdaya juga saya mau bikin kartu Lansia. Sehingga usia 60 tahun ke atas dapat diskon naik pesawat, berobat, belanja. Saya ingin memastikan negara hadir, jangan sampai usia 0 sampai 60 bayar pajak, setelah usia 60 tahun ke atas negara nggak urus. Ini saya lagi urus, saya bikin kartu Lansia. Mohon doanya bulan Juni selesai,” pungkas Wihaji. {golkarpedia}