News  

Kajian Politik Merah Putih: Jokowi akan Hancur Lebur

Pernyataan kontroversial kembali muncul dari Koordinator Kajian Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi. Ia menyebut mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan “hancur berantakan” akibat kebijakan dan manuver politiknya yang dinilai penuh tipuan. Sutoyo menggunakan analogi seekor kodok yang melompat ke sana kemari untuk menggambarkan strategi Jokowi yang dianggap tidak konsisten dan penuh manipulasi.

Sutoyo membuka analisisnya dengan sebuah fabel. Seekor kodok yang melompat ke sana kemari keluar dari got akhirnya ditangkap oleh musang tanah. Kodok tersebut lolos dari bahaya dengan berpura-pura menjadi tikus. Ketika bertemu musang lain, ia berpura-pura kembali menjadi kodok. Keberhasilan tipuan berulang kali membuat kodok tersebut semakin percaya diri hingga akhirnya terjerat oleh kelicikannya sendiri.

Dalam pandangan Sutoyo, kodok tersebut melambangkan Jokowi, sementara musang adalah situasi politik yang selalu berubah. Menurutnya, Jokowi selama ini kerap menggunakan strategi tipu muslihat yang sama, tanpa menyadari bahwa kondisi politik telah berubah. “Yakin tipuannya yang itu-itu saja sebagai senjata andalannya untuk mengamankan diri,” ucap Sutoyo kepada Radar Aktual, Senin (19/5/2025). Namun, situasi yang berubah akan membawa risiko besar bila respons tetap statis.

Sutoyo juga mengutip pemikiran filsuf perang Carl von Clausewitz dan penulis besar Fyodor Dostoyevsky. Clausewitz menyoroti pentingnya beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga dalam peperangan. Menurutnya, kebijakan Jokowi yang kaku justru berisiko menjatuhkan dirinya lebih cepat.

Sedangkan inspirasi dari Dostoyevsky menekankan bahayanya terjebak dalam imajinasi kekuasaan. Seseorang yang tidak bisa keluar dari cengkeraman masa lalu dan masih merasa kuat dengan kebohongan serta tipuan akan jatuh. Sutoyo melihat Jokowi terjebak dalam rutinitas politiknya yang dinilai penuh manipulasi.

Menurut Sutoyo, Jokowi telah mencapai fase di mana ia merasa kedigdayaannya tak tertandingi, padahal metode politiknya sudah usang dan terprediksi. Ini disebutnya sebagai “kodok loncat” yang pada akhirnya akan terkapar dan membentur batu padas.

“Metode Jokowi hanya mengandalkan mitos dan ilmu mistis dari para dukun. Ketika situasi terus berubah, namun respons tetap sama, maka keruntuhan adalah konsekuensi yang tidak terelakkan,” pungkasnya.