Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer meminta agar pihak Universitas Pancasila (UP) berlaku secara tegas dalam rangka mengusut dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Mantan Rektor UP Edie Toet Hendratno.
Bahkan dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Noel itu mengingatkan posisi universitas yang seharusnya menjadi simbol para intelektual bukan menjadi pasar mesum membiarkan kasus pelecehan seksual berlarut-larut.
“Kampus ini bukan pasar mesum, di pasar yang ‘begitu begituan’ pun saya yakin punya etika dan attitude,” kata Noel saat datang menemui Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) di Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2035).
Tidak hanya itu, Noel juga mengungkap rasa keprihatinannya terkait peristiwa ini yang seharusnya kampus memiliki komitmen untuk menyelesaikan kasus pelecehan seksual tersebut.
“Kita melihat ini sudah sangat memprihatinkan, sebetulnya Universitas Pancasila ini akan menjadi pelapor kalau misal punya komitmen hari ini untuk melawan predator seksual. Karena apa? Peristiwa tersebut terjadi di dalam kampus,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Wamen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (WamenPPPA), Veronica Tan juga menegaskan pihaknya akan mengawal kasus dugaan pelecehan untuk dipastikan diproses hukum.
“Pada umumnya kita semua sama, kita akan tetap, yang terlapor itu akan tetap jalan dengan proses hukum,” kata Veronica.
“Jadi kami datang hari ini untuk mengetahui bagaimana alur Satgas ketika ada pelaporan, ketika ada mahasiswa atau pekerja yang merasa terintimidasi atau bagaimana secara universitas itu melindungi,” jelasnya.
Veronica menegaskan pihaknya akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas. Sehingga, diharapkan tidak boleh ada lagi kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus.
“Tapi bagaimana ke depannya universitas-universitas itu juga bisa menjalankan pelindungannya, mendidik anak kita dan dengan etik dan karakter bagaimana kita membangun anak-anak itu melalui sekolah-sekolah sampai ke universitas,” jelasnya.
Sudah Dipecat
Sementara itu, Ketua Bagian Hukum Pidana Universitas Pancasila, Hasbullah memastikan Edie Toet Hendratno dipastikan telah dicepar dari jabatan sebagai rektor per-Juli 2024.
“Sudah dipecat dari Juli 2024. Sebenarnya dari 12 Juli 2024, sesuai dengan SK Yayasan (nomor) 177 tersebut,” ujar Hasbullah.
Oleh sebab itu, Hasbullah menegaskan Edie Toet bukan bagian dari UP. Selain sudah bukan rektor, dia juga diberhentikan dari dosen. Hal itu adalah bentuk ketegasan dan komitmen dari yayasan.
“Bahwa kita sudah menyatakan bahwa yang bersangkutan bukan bagian dari Universitas Pancasila dan bukan lagi sebagai dosen dari Universitas Pancasila,” kata dia.
Sekedar informasi kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif, Edie Toet Hendratno (ETH) kembali mencuat. Setelah ada dua korban baru inisial AIR dan AM yang melaporkan ETH ke Bareskrim Polri.
Laporan ini menambah daftar korban yang mengadu ke pihak kepolisian. Setelah sebelumnya, telah ada DF dan RZ yang menjadi korban pelecehan seksual dengan laporan ditangani di Polda Metro Jaya.
Meski kasus terbilang sudah bergulir lama dan telah ditingkatkan ke tahap penyidikan oleh Polda Metro Jaya. Namun hingga saat ini kepolisian belum melakukan gelar perkara untuk menetapkan tersangka. (Sumber)