Pemerhati sosial dan politik, Sholihin MS, melontarkan kritik tajam terhadap warisan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya telah membawa kerusakan besar dalam tatanan bernegara Indonesia. Ia menyebut bahwa salah satu keberhasilan buruk Jokowi adalah “menghasilkan manusia-manusia idiot dan biadab” di kalangan pejabat.
“Orang idiot adalah yang tidak mampu menggunakan akal sehat dan hati nurani, sedangkan orang biadab adalah yang sudah tak lagi memakai hukum, nilai moral, etika, dan agama dalam tindakannya,” kata Sholihin dalam pernyataan kepada Radar Aktual, Jumat (30/5/2025)
“Bagi mereka, menang dan berhasil adalah satu-satunya tujuan. Cara sekotor apa pun sah dilakukan, termasuk berbohong, menipu, merekayasa, bahkan sogok-menyogok,” lanjutnya.
Sholihin juga menyoroti bahwa pejabat-pejabat di sekitar Jokowi rela melayani apa pun yang diinginkan sang presiden, meski harus melanggar hukum atau menyakiti rakyat. “Adakah ini yang disebut kembali ke era jahiliyyah?” ujarnya retoris.
Menurutnya, simbol-simbol kepalsuan, kelicikan, dan ketidaktaatan hukum sangat jelas melekat pada sosok Jokowi dan Gibran. Ia juga mencatat setidaknya 10 kasus penting yang menunjukkan bagaimana akal sehat, hukum, moral, dan kebenaran tak lagi dihargai di era Jokowi:
1. Pelanggaran hukum dan etika dalam Pilpres 2019 dan 2024.
2. Pengangkatan Gibran sebagai wakil presiden yang mengabaikan aturan hukum.
3. Lumpuhnya lembaga legislatif yang seharusnya menjadi pengontrol pemerintah.
4. Pelemahan KPK yang kini tak lagi punya taji.
5. Penghapusan sanksi berat bagi pemalsu ijazah dalam UU.
6. Penanganan kasus korupsi oleh aparat hukum yang disebutnya hanya sandiwara.
7. Penanganan kasus ijazah Jokowi yang juga penuh sandiwara.
8. Keterlibatan UGM yang menurutnya bersikap manipulatif dalam membela Jokowi.
9. Para menteri Jokowi yang kebijakannya tidak pro rakyat, melainkan memihak taipan.
10. Sikap pejabat negara yang lemah dan tidak punya nyali saat berhadapan dengan taipan China.
Sholihin menyimpulkan, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai Indonesia Emas hanyalah “angan-angan kosong” atau sekadar lip service.
“Selama Jokowi, Gibran, dan Prabowo tidak disingkirkan, mustahil Indonesia akan menjadi lebih baik,” tegasnya.