Apa yang Kawan GNFI cari saat datang ke tempat baru? Pemandangan? Aktivitas seru? Atau cerita di baliknya? Jika Kawan bertandang ke Aceh jangan lewatkan destinasi wisata yang satu ini!
Danau Lut Tawar, yang terletak di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, merupakan sebuah keajaiban alam yang terletak di tengah pegunungan Bukit Barisan. Berada di wilayah Takengon, Aceh Tengah, danau ini telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
Suku Gayo yang mendiami Kawasan ini masih kental dengan tradisi. Salah satu ciri khas Suku Gayo adalah masih hidupnya tradisi tutur yang mengisahkan berbagai legenda dan mitos seputar Danau Lut Tawar. Di tengah derasnya pengaruh budaya modern, cerita-cerita mistis dan mitos seputar danau ini masih tetap ada dan berkembang.
Namun, Danau Lut Tawar bukan hanya soal cerita lama. Kini, danau ini juga semakin dikenal sebagai destinasi wisata yang memikat. Pemandangan alam yang menawan, udara segar pegunungan, serta beragam aktivitas kekinian yang ditawarkan, membuatnya jadi tempat yang pas untuk melarikan diri sejenak dari kesibukan kota.
Danau Lut Tawar dalam Cerita : Jejak Legenda dan Makhluk Mitologi
Secara historis, Danau Lut Tawar terbentuk dari aktivitas tektonik dan letusan gunung berapi. Berbeda lagi dengan cerita rakyat yang beredar tentang asal-usulnya.
Alkisah, hiduplah seorang putri bernama Putri Pukes yang dipersunting pangeran dari negeri seberang. Saat Sang Putri hendak diboyong menuju kerajaan suaminya, ibunya berpesan agar jangan menoleh ke belakang selama dalam perjalanan. Karena kesedihan meninggalkan keluarga yang dicintai, Putri Pukes melanggar janji itu.
Seketika petir menyambar dan hujan turun teramat lebat, rombongan Putri Pukes berteduh di sebuah gua. Selagi berlindung, tubuh Putri Pukes perlahan berubah menjadi Batu akibat larangan yang telah dilanggarnya. Hujan deras yang turun pun tergenang menjadi cikal bakal Danau Laut Tawar.
Selain Legenda asal usul, ada pula kisah misteri ‘penunggu’ Danau Lut Tawar. Konon kabarnya, ada seekor makhluk mistis penghisap darah yang mendiami dasar danau.
Dalam rentang 30 tahun sejak tahun 50-an, setidaknya ada 14 korban tenggelam di Danau Laut Tawar. Masyarakat sekitar mengaitkannya dengan Lembide. Menurut cerita yang beredar, sosok Lembide menyerupai alas (tikar pandan) akan menampakkan diri ke permukaan dan menggulung korbannya hingga ke dasar danau.
Lembide dikatakan penghisap darah, sebab sebagian besar korban tenggelam tubuhnya membiru seperti kehilangan darah dan memiliki luka seperti gigitan lintah di sela-sela jari kakinya. Kini, warga sudah jarang digemparkan dengan kisah Lembide karena sudah jarang terjadi kasus tenggelam.
Namun makhluk mitos ini tetap dikenalkan pada secara turun-temurun sebagai peringatan agar tetap waspada ketika berada di Kawasan Danau Lut Tawar.
Wajah Baru Danau Lut Tawar: Wisata Kekinian di Tengah Alam
Sejak dahulu kala, Danau Lut Tawar berperan penting pada perekonomian masyarakat Gayo. Sepanjang tahun, Nelayan sibuk menjala ikan depik (Rasboa Tawarensis) dan lobster. Di sekelilingnya, petani berkebun sayur-mayur, kopi dan alpukat.
Sementara di akhir pekan, banyak keluarga berwisata ke pante (pantai) di sekeliling danau, membawa tikar dan rantang. Hingga saat ini pun, Danau Lut Tawar masih menjadi tujuan bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk berlibur atau sekedar melepas penat dengan pesona alamnya yang memukau, tetapi dalam wujud yang berbeda.
Pada dekade terakhir, baik Bumdes maupun swasta berbondong-bondong membuka destinasi wisata baru di sekitar danau. Peka membaca karakter pasar yang didominasi Millenials dan Gen Z, tempat-tempat tersebut dibuat dengan mengikuti tren wisata dan kuliner di Indonesia.
Menepi di Ujung Dermaga
Dermaga yang dimaksud di sini, berupa dek yang memungkinkan wisatawan berjalan-jalan di tepi danau dengan nyaman. Ada beberapa dermaga di sekeliling danau yang menyediakan spot foto instagrammable dan aktivitas seru, antara lain :
1. Dermaga Pante Menye
Dermaga ini memiliki dek cukup luas dengan keunikan eksterior berbentuk motif kerawang kebanggaan masyarakat Aceh Tengah. Dari dermaga ini, wisatawan bisa menumpang kapal feri atau perahu tradisional untuk berkeliling di tengah danau.
2. Dermaga Teluk Suyen
Berjarak 30 menit dari Kota Takengon, dermaga yang berada di Kampung Bale Nosar, Kecamatan Bintang ini dihiasi dengan bangku-bangku kayu bergaya Eropa.
3. Lukup Panalan
Tempat wisata satu ini dikelola oleh BUMDes sebagai usaha pemberdayaan masyarakat dalam konsep desa wisata. Pintu masuk ke dermaga ini berupa tangga yang cukup curam, namun bisa menjadi pilihan wisata yang terjangkau.
Ngopi Cantik di Lakeside Lut Tawar
Terkenal sebagai penghasil kopi Gayo yang masuk dalam 3 besar kopi terenak dunia, tentu belum lengkap berwisata di Gayo tanpa menikmati seduhan kopinya. Di tengah kota, banyak coffee house dan roastery, tetapi untuk menikmatinya bersama pemandangan memanjakan mata, Kawan bisa datang ke beberapa kafe di bawah ini :
1. Tujuh Semeja
Boleh dikatakan, Tujuh Semeja adalah kafe yang popularitasnya bertahan lama sejak dibuka 4 tahun yang lalu. Tempat yang nyaman serta eksterior yang menyatu dengan alam danau dan perbukitan membuat betah duduk berlama-lama hingga matahari terbenam.
2. Daloff Café
Konsep Dallof Café adalah kafe and stay, yang menyediakan penginapan bagi pengunjung dari luar kota. Tersedia bangku di bawah payung teras estetik di atas tanggul, membuat suasananya mirip beach side di Bali atau Santorini.
3. Teluk Mendale Café
Disediakan tempat duduk outdoor dan indoor di kafe ini, sehingga cocok dikunjungi bersama keluarga. Daya tarik lainnya adalah panggung live music yang memungkinkan pengunjung ikut menyumbang suara.
Sensasi Menginap di Tepi Danau
Dewasa ini kegiatan camping menjadi aktivitas favorit anak muda untuk menghabiskan liburan dan akhir pekan, baik bersama keluarga maupun kawan. Begitu pula di Takengon. Untuk Kawan yang datang dari luar kota dan ingin merasakan berkemah di tepi danau, berikut ini daftar penyedia layanan camping ground di sekitar Danau Lut Tawar :
- Galaksi Camping Ground
- Mepar Camping
- Gayo Lakeside Camping
Ketiganya menawarkan paket sewa tenda di pinggir Danau Lut Tawar, mulai dari Rp100.000 hingga paket menginap di tenda lengkap dengan BBQ di kisaran Rp190.000. Kawan bisa menikmati malam berbintang dan pemandangan pagi yang megah, dengan view Bur Birah Panyang.
Jika Kawan berencana mengunjungi Aceh, pastikan Kawan menengok wajah baru Danau Laut Tawar. Sekalipun kini destinasi wisata kekinian menghiasi tepian danau, tak mengurangi keindahan alamnya yang alami. Justru membuat kota kecil yang mirip Swiss ini lebih hidup dan memulihkan.