News  

Menag Soal Penyelenggaraan Haji Banyak Masalah: Dari Lubuk Hati Terdalam, Kami Minta Maaf

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar kembali menyampaikan permintaan maafnya terkait permasalahan yang terjadi saat penyelenggaraan ibadah haji 2025, khususnya saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Nasaruddin mengakui ada beberapa persoalan yang dihadapi tahun ini mulai dari jemaah haji yang terpisah dengan rombongan hingga jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina.

“Maka itu dari lubuk hati kami yang sangat dalam, kami menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan beberapa kloter, beberapa orang, mengalami keterlambatan, terpisah di Makkah, masalah penempatan tenda di Arafah, serta terjadinya keterlambatan di Muzdalifah dan kemacetan,” kata Nasaruddin di Kantor Daker Makkah, Selasa (10/6).

Terpisahnya jemaah haji seperti pasangan suami istri, lansia dan pendampingnya di hotel tempat mereka menginap disebabkan perbedaan syarikah. Persoalan itu diselesaikan dengan adanya edaran penggabungan pasangan jemaah haji meski berbeda syarikah.

Sementara saat di Arafah, ada jemaah haji yang terlambat mendapatkan tenda. Mereka lalu diarahkan masuk ke tenda yang masih tersedia sebelum wukuf tiba.

Persoalan lain yang ramai menjadi sorotan adalah saat perjalanan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina. Mereka seharusnya dibawa naik bus. Namun, bus terkena macet. Jemaah haji akhirnya memilih jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina.

“Tapi alhamdulillah pada akhirnya kita bisa sinkronkan kembali, kemacetan itu memang bukan tidak bisa kita hindari karena seluruhnya jalan-jalan itu sangat padat. Keterlambatan ini tidak hanya dialami oleh Indonesia, tapi semua jemaah,” ujar Nasaruddin.

“Jadi itu persoalan rutin setiap tahun di Saudi Arabia. Jadi hal-hal yang kita alami sebagai suatu problem ada kasusnya memang, kasuistik, tapi kita selesaikan secara kasuistik pula. Tapi general di atas 95 persen itu berjalan seperti apa yang kita rencanakan,” tambahnya.

Di tengah berbagai persoalan yang ada, Nasaruddin mengaku selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi. Ia menyambut baik solusi yang ditawarkan untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Saya sering mengatakan, bahwa mungkin kitalah yang paling banyak mendapat keistimewaan dari awal sampai sekarang ini. Misalnya, kekurangan tenda disuplai dengan cepat,” tutur Nasaruddin.(Sumber)