News  

Direktur RS Indonesia dan Keluarga Dibunuh Zionis Israel di Gaza, Setop Genosida!

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta menegaskan, dibunuhnya Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia Dokter Marwan Al Sultan di Jalur Gaza, Palestina bersama istri dan anak-anaknya, menunjukkan zionis Israel makin brutal dengan kejahatan yang luar biasa.

“Israel terus menerus menunjukkan kejahatannya yang luar biasa (extraordinary). Mereka tidak tunduk pada hukum, juga tidak memiliki komitmen pada kemanusiaan. Ini jelas terlihat dari serangan-serangan brutal tentara Israel selama ini terhadap objek yang tidak boleh dijadikan target serangan, seperti warga sipil, fasilitas sipil, rumah sakit dan tenaga medis. Saya mengutuk kebrutalan Israel ini dan menyerukan semua pihak berupaya menghentikan genosida yang dilakukan Israel,” ujar Sukamta dalam keterangan yang diterima Inilah.com di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Ia menjelaskan, serangan Israel terhadap RS Indonesia hingga menewaskan direkturnya telah jelas-jelas melanggar sejumlah aturan dan hukum internasional. Di antaranya Konvensi Den Haag tahun 1907 tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat Pasal 18 yang melarang serangan terhadap rumah sakit, tempat medis, dan tenaga medis yang mengumpulkan, merawat, dan mengevakuasi orang yang terluka dan sakit dalam konflik bersenjata.

Lalu Konvensi Jenewa keempat tahun 1949 dan Protokol Tambahan I tahun 1977 yang secara eksplisit menekankan perlindungan bagi RS dan fasilitas kesehatan lainnya dari serangan. Pasal 18 Konvensi Jenewa keempat menyatakan fasilitas kesehatan harus dihormati dan dilindungi di semua waktu dan tidak boleh menjadi sasaran serangan.

Sedangkan Protokol Tambahan I menyatakan serangan terhadap fasilitas kesehatan, yang tidak digunakan untuk aktivitas militer, merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional yang cukup serius.

“Tidak hanya menyerang fasilitas kesehatan dan tenaga medis, Israel juga melakukan serentetan kejahatan di Gaza. Hanya diperbolehkannya penyaluran bantuan satu-satunya lewat GHF (Gaza Humanitarian Foundation) juga disebut sebagai ‘dead trap’, ratusan jiwa melayang karena sedang mengantre bantuan makanan karena penembakan brutal penjajah Israel. Ini kondisi yang sangat memprihatinkan,” tegasnya.

Ditambah lagi kata Sukamta, dengan ada kabar ditemukannya obat terlarang dalam bantuan makanan, semakin menambah penderitaan warga Gaza. Mereka sudah kelaparan tapi merasa khawatir untuk memakan, karena ada kandungan obat terlarang.

“Ini cara yang sangat keji dari Penjajah Israel, menyiksa psikologis warga Palestina. Hingga aktivis kemanusiaan dunia menyebut kondisi seperti ini lebih buruk dari Holocaust. Karena itu, saya terus mendukung Pemerintah Indonesia agar bersikap lebih proaktif untuk mendesak PBB dan seluruh negara di dunia, menghentikan genosida yang terjadi di Gaza dan mendesak segera dibuka akses bantuan kemanusiaan seluas-luasnya,” kata Sukamta.

Komisi I DPR juga berharap kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Arab Saudi dan kemudian menghadiri pertemuan BRICS di Brasil, juga membawa misi utama untuk penghentian genosida di Palestina.

“Termasuk segera menunjuk Dubes RI untuk PBB di New York dan Jenewa, karena upaya diplomasi yang proaktif sangat membutuhkan peran Dubes sebagai ujung tombaknya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Direktur RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, dokter Marwan Al Sultan bersama istri dan anak-anaknya setelah dibunuh Israel, Rabu (2/7/2025). Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha menyebut pihaknya memantau pemberitaan mengenai meninggalnya dokter Marwan.

“Kami turut berduka atas wafatnya Dr. Marwan Al Sultan. Almarhum bukan warga negara Indonesia,” ujar Judha dalam keterangannya, Rabu malam (2/7/2025).

Kabar meninggalnya dokter Marwan dan keluarganya juga ditanggapi langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta melalui akun Instagramnya.

“Kita semua berduka dan kehilangan atas wafatnya Dr. Marwan al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, beserta keluarganya hari ini,” tulis Anis Matta.

“Dr. Marwan dan keluarganya bertahan hingga titik darah penghabisan, di tempat perjuangan yang telah berulang kali dibom dan dihancurkan,” tambah Wamenlu Anis.

Lebih lanjut ia menuturkan, “Semoga Allah SWT mencatat pahala dan syahidnya almarhum berserta keluarganya. Dan kita yang ditinggalkan mendapatkan inspirasi untuk melanjutkan dukungan kita terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina,”.(Sumber)