Vinales 90 Persen Bakal Berlabuh ke Ducati

Maverick Vinales

Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, memperkirakan pembalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, bakal segera dipinang Ducati.

Kompetisi MotoGP 2019 berakhir setelah menggelar seri balap pamungkas di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, akhir pekan lalu.

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, yang sudah menyandang status juara dunia MotoGP 2019 sejak balapan di Thailand, berhasil keluar sebagai pemenang. Sementara itu, juara MotoGP Malaysia 2019, Maverick Vinales, hanya mampu finis di posisi ke-6.

Namun, tambahan 10 poin yang dibukukan Vinales di Valencia sudah cukup untuk mengamankan peringkat ke-3 klasemen akhir pembalap MotoGP 2019. Kesuksesan Vinales tak ayal membuat dirinya semakin menjadi “komoditi” mahal di mata tim-tim pesaing Monster Energy Yamaha.

Dia pun diperkirakan bakal diperebutkan pada bursa pembalap musim depan. Hingga saat ini, Mission Winnow Ducati disebut merupakan salah satu tim yang paling ngotot untuk mendapatkan tanda tangan Vinales.

Tim pabrikan asal Italia tersebut diklaim akan melakukan perombakan besar-besaran guna meraih kembali gelar juara dunia yang luput dari genggaman mereka sejak musim 2007.

Salah satu pihak yang juga mendukung teori tersebut adalah pengamat MotoGP, Carlo Pernat. “Saya yakin, sedang ada proses tarik-ulur yang sengit di kubu Yamaha, dipicu oleh Valentino Rossi yang tak kunjung membuat keputusan,” ujar Pernat dikutip dari GPOne.

“Kini, cukup jelas bahwa Ducati sedang mencari pembalap baru. Saya yakin 90 persen kalau kesepakatan dengan Vinales bakal tercapai pada bulan Maret mendatang,” kata dia lagi.

Perkataan Pernat ada benarnya. Berlimpahnya pembalap berbakat membuat tim berlogo garpu tala tersebut harus memeras otak lebih keras. Selain Maverick Vinales, Yamaha masih memiliki stok rider bagus dalam diri Valentino Rossi dan Fabio Quartararo.

Nama yang disebut terakhir bahkan menjadi buah bibir sepanjang musim 2019 karena berhasil tampil impresif pada musim perdananya membalap di kelas MotoGP.

Di sisi lain, Ducati tampaknya mulai jengah karena dalam tiga musim terakhir selalu mengakhiri kompetisi di posisi runner-up. {bolasport}