Nasdem Minta Pengelolaan Stadion GBLA Diserahkan Pada Persib Bandung

Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem, Muhammad Farhan

Setelah  kompetisi sepak bola  Liga 1 tahun 2019, berakhir Minggu (22/12/2019), Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) diharapkan bisa digunakan oleh klub Persib Bandung di ajang kompetisi Liga 1 tahun 2020 mendatang.

Anggota DPR-RI Fraksi Partai Nasdem, Muhammad Farhan, yang mewakili Dapil Kota Bandung-Cimahi, menilai sudah saatnya Stadion GBLA dikelola oleh manajemen klub Persib Bandung, PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).

Farhan yang juga sempat menjabat sebagai salah satu direksi di PT PBB mengatakan, sudah sejak lama manajemen klub Persib Bandung menyatakan kesanggupan untuk mengambil mengelola Stadion GBLA.

“Pemkot Bandung tidak perlu mengerahkan upaya terlalu besar untuk pengelolaan sebuah stadion,” kata Farhan di Bandung, Senin (23/12/2019).

“Delegasi dari Dispora Kota Bandung pernah ke Kabupaten Gianyar (Bali) dan menyaksikan sendiri bagaimana klub profesional (Bali United) mampu mengelola stadion dengan sebaik – baiknya,” tambahnya lagi.

“Jadi kalau mau membuat kebijakan berbasis bukti, maka pengelolaan GBLA harus oleh Swasta khususnya PT PBB,” ujar Farhan.

Tidak hanya mengelola, menurut Farhan, PT PBB bahkan siap menyediakan dana segar untuk merenovasi Stadion GBLA menjadi homebase klub sepak bola bertaraf internasional.

“Kondisi pondasi konstruksi bangunan utama masih baik. Kondisi atap sangat tidak memadai dan bangunan tambahan di samping sangat tidak memadai. Ini berdasarkan pemaparan Distaru Kota Bandung, Polrestabes dan pendapat konsultan ahli. Jadi sangat perlu renovasi besar,” paparnya.

Farhan menambahkan, Pemerintah Kota Bandung harus segera memberikan jawaban terkait keinginan PT PBB mengelola Stadion GBLA untuk markas Persib Bandung musim depan.

Pasalnya, jika tidak segera diberikan, PT PBB kemungkinan besar akan menggunakan Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung untuk homebase.

“Swasta (PT PBB) tidak hanya diberi komitmen pengelolaan jangka panjang saja, tetapi diberi juga persyaratan dan pengawasan yang memastikan tidak membuka peluang penyalahgunaan,” tegasnya.

“Jika tidak diberikan ke PT PBB, maka akan menimbulkan dua hal, yaitu janji GBLA untuk Persib tidak terpenuhi dan Persib akan pindah kandang ke Stadion Si Jalak Harupat,” tutur Farhan.

Farhan menambahkan, jika GBLA tidak dipergunakan untuk Persib Bandung, maka pembangunan stadion yang merogoh kocek Rp 545 miliar dari APBD Pemkot Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dinilai akan terus merugikan negara.

“Dengan kondisi serba tidak pasti seperti sekarang, GBLA bukannya memberi manfaat apalagi pendapatan ke kas Kota, malah menguras biaya perawatan Rp 2,5 miliar setahun,” sebut Farhan.

“Pertanyaannya siapa yang diuntungkan? Siapa pula yang mau dilindungi dengan status hukum stadion GBLA yang menggantung ini,” jelasnya. {kompas}